google

Senin, 25 Oktober 2010

Ragam standar dan ragam non standar
Pendahuluan

Bahasa ragam standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan aturan tetap. Akan tetapi, kemantapan itu tidak bersifat kaku. Ragam standar tetap luwes sehingga memungkinkan perubahan di bidang kosakata, peristilahan, serta mengizinkan perkembangan berbagai jenis laras yang diperlukan dalam kehidupan modem (Alwi, 1998: 14).
Pembedaan antara ragam standar, nonstandar, dan semi standar dilakukan berdasarkan :
1. topik yang sedang dibahas,
2. hubungan antarpembicara,
3. medium yang digunakan,
4. lingkungan, atau
5. situasi saat pembicaraan terjadi

Ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standar dan nonstandar :

• penggunaan kata sapaan dan kata ganti,
• penggunaan kata tertentu,
• penggunaan imbuhan,
• penggunaan kata sambung (konjungsi), dan
• penggunaan fungsi yang lengkap.

Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam standar dan ragam nonstandar yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita hormati, kita akan cenderung menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda. Jika kita menyebut diri kita, dalam ragam standar kita akan menggunakan kata saya atau aku. Dalam ragam nonstandar, kita akan menggunakan kata gue.
Penggunaan kata tertentu merupakan ciri lain yang sangat menandai perbedaan ragam standar dan ragam nonstandar. Dalam ragam standar, digunakan kata-kata yang merupakan bentuk baku atau istilah dan bidang ilmu tertentu. Penggunaan imbuhan adalah ciri lain. Dalam ragam standar kita harus menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti.
Penggunaan kata sambung (konjungsi) dan kata depan (preposisi) merupakan ciri pembeda lain. Dalam ragam nonstandar, sering kali kata sambung dan kata depan dihilangkan. Kadang kala, kenyataan ini mengganggu kejelasan kalimat.
Contoh :
(1a) Ibu mengatakan, kita akan pergi besok
(1b) Ibu mengatakan bahwa kita akan pergi besok
Pada contoh (1a) merupakan ragam semi standar dan diperbaiki contoh (1b) yang merupakan ragam standar.
Contoh :
(2a) Mereka bekerja keras menyelesaikan pekerjaan itu.
(2b) Mereka bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan itu.
Kalimat (2a) kehilangan kata sambung.

Ciri ragam standar biasanya selalu menggunakan kata depan , kata sambung dan imbuhan dan biasanya digunakan pada buku – buku pelajaran,surat kabar , sedangkan ragam bahasa non standar pada umum nya tidak selalu menggunakan kata sam bunga, kata depan , imbuhan, ragam bahasas non standar biasanya di gunakan pada majalah remaja :
Dibawah ini terdapat contoh karangan yang menggunakan ragam bahasa standar dan ragam bahasa non standar .

Contoh sebuah karangang ragam bahasa standar.

Guru membutuhkan pelatiha penelitian untuk meningkatkan kualitas

Mentri pendidikan nasional Bapak bambang sudibyo menilai perlu ada kebijakan yang mendorong seorang guru dan dosen untuk mengembangkan diri dengan melakukan penelitian.
Ketua pengurus besar persatuan guru republik indonesia (PGRI) Bpk.Unifah rosyidi, mengingatkan perlunya pengawasan kinerja guru.Peningkatan mutu dan profesioanlisme guru tidak boleh berhenti pada program sertifikasi . Kepala sekolah juga bisa memperketat rekomendasi kenaikan pangkat jika kinerja guru tidak maksimal.
Rektor univeritas indonesia Bapak.Prof Dr. Gumilar rusliwa somantri mengingatkan komitmen meningkatkan kualitas guru tidak hanya mengandalkan tekad pribadi saja, dorongan dari pihak sekolah dan pemerintah tentu saja sangat berperan.
Seritifikasi itu tidak cukup hanya denga tes evaluasi, tetapi tetap harus ada pelatihan rutin sehingga akan terlihat kekuatan dan kelemahan masing – masing “ ujar Bpk. Gumilar. Beliau mengusulkan ada semacam pemberian penghargaan dan hukuman ( reward and punishment ) yang jelas terhadap guru. Secara bertahap guru diawasi oleh kepala sekolah dan kepala sekolah di awasai oleh pengawas sekolah.
Senior Consultant Putera Sampoerna School of education, Bpk. S Gopinathan, mengatakan bahwa meningkatkan kualita s guru antara lain menciptakan tradisi penelitian . Berbagai persoalan seputar pendidikan tidak kunjung jelas karena minimnya penelitian kependidikan. “Selama ini sebagian besar tenaga pendidik hanya memusatkan perhatian pada peningkatan kemampuan mengajar saja,” ujar beliau. Padahal tenaga pendidik harus mengetahui ssetiap masalah yang dihadapi anak didik.


Contoh Karangan ragam bahasa non standar :
Letusan gunung berapi, islandia.
Meletusnya gunung berapi di islandia jadi fenomena di dunia, abu vulkanik tebal yang dikeluarkan menutupi hampir seluruh bagian utara eropa . Awan abu vulkanik letusan gunung Eyjafjallajokull terus bergerak ke rusia, hingga ke selatan hongaria dan mengganggu banyak jadwal penerbangan.
Penerbangan antara Eropa dan Amerika Utara serta kanada, yang melintasi wilayah islandia , harus mengambil rute lebih ke arah utara untuk menghindari abu. Gunung berapi ini tercatat terakhir aktif sekitar 200 tahun silam.
Selain itu jalanan diratakan banjir yang disebabkan oleh aktivitaf gunung berapi di tepi sungai Markarfljo sekitar 120km di timur ibu kota Reykjavik, Islandia.Namun di sisi buruk letusan gunung berapi islandia, timbul juga fenomena pemandangan indah , yaitu sunset. Abu dari letusan gunung berapi Eyjafjalljokull Islandia yang merayap dilangit eropa menciptakan pemandangan matahari terbenan, merah menyala menakjubkan. Fenomena itu berlangsung selama gunung berapi terus meletus dan awan vulkanik menyebar di seluruh belahan bumi utara. Pemandangan atahari terbenam vulkanik mungkin juga terlihat di amerika serikat.

Apabila Kita membaca secara lebih teliti dua bentuk karangan tersebut maka kita akan mengetahui bahwa pada karangan pertama, lebih banyak menggukanan konjungsi dan preposisi, kata sapaan dan kata ganti sesuai dengan ciri ragam standar, sedangkan bentuk akrangan kedua, kita melihat banyak konjungsi yang tidak digunakan atau terpotong seperti kalimat” Meletusnya gunung berapi di islandia jadi fenomena di dunia” apabila kita menggunakan ragam standar maka kalimat tersebut akan menjadi “ meletusnya gunung berapi di islandia menjadi fenomena di dunia”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar