google

Sabtu, 17 April 2010

Tugas NonAkademis 3

Pendidikan di indonesia. “Banyaknya penggangguran di indonesia bertitle S1 seolah mengindikasikan bahwa ada kesalahan yang tidak mampu di identifikasi dalam sistem pendidikan”
Pendidikan di indonesia selalu menjadi persoalan yang belum mampu diselesaikan oleh pemerintah. Mulai dari mahalnya biaya pendidikan hingga kualitas pendidikan yang masih dipertanyakan. Data kuantitatif masyarakat yang mengenyam pendidikan tidak berbanding lurus dengan kualitas SDM di indonesia. Artinya, jika dikaitkan dengan kesjahteraan penduduk (tingkat kemiskinan dan penggangguran), peranan pendidikan belum mampu memberikan perubahan positif yang signifikan. Bahkan gelar sarjana pun tidak menjamin bahwa individu tersebut mampu dan siap menjawab tantangan globalisasi termasuk persaingan di dunia kerja.
Sejauh ini, kebijakan-kebijakan yang ada seperti sekolah gratis, pelatihan tenaga pengajar hingga kontroversial penerapan ujian nasional dan kurikulum yang diterapkan menjadi jawaban yang menguap begitu saja. Belum sepenuhnya mampu mengangkat dan memberikan perubahan ke arah yang lebih baik dalam tatanan masyarakat. Dengan kata lain, pendidikan masih bersifat formalitas belaka, belum menyentuh ke arah peningkatan kualitas SDM di indonesia.
Beberapa pertanyaan yang layak untuk dikaji lebih mendalam untuk memaksimalkan pendidikan di di indonesia antara lain:
1.apakah kurikulum yang ada telah sesuai dengan perkembangan saat ini?
2.Apakah jumlah tenaga pengajar sudah sesuai dengan dengan jumlah kebutuhan?
3.Seberapa sering tenaga pengajar mendapatkan tambahan pelatihan?
4.Apakah dana yang dianggarkan untuk pendidikan mampu memberikan fasilitas-fasilitas pendidikan?misalnya gedung yang layak, komputer dsb.
5.Kebijakan apa saja yang sudah diterapkan oleh pemerintah di dunia pendidikan? Apakah efektif? Standart apa yang dipakai dalam mengevaluasi kebijakan pendidikan?
6.Apa sasaran utama pendidikan baik jangka pendek maupun jangka panjang?
7.Apakah pendidikan telah menyentuh seluruh lapisan masyarakat di indonesia?
8.Apakah masyarakat memiliki kesadaran mengenai pentingnya investasi pada pendidikan? Perlukah sosialisasi?
Menurut saya manifestasi penyakit-penyakit dalam dunia pendidikan dapat diidentifikasi dengan 8 pertanyaan diatas. Meskipun masih banyak faktor-faktor lain diluar batas pemikiran saya seperti penggelapan dana pendidikan hingga pola pikir pelaku pendidikan jika dilihat dari skala sosiologi.



Gambaran Umum Pendidikan di Indonesia
Menyoal pendidikan, didalamnya tidak terlepas dari kisaran tanggung jawab pemerintah terhadap peningkatan kualitas SDM di indonesia. Termasuk juga peranan masyarakat sebagai pelaku utama pendidikan. Kesadaran masyarakat bahwa pendidikan bukan sekedar formalitas belaka namun mengerti dan memahami dengan benar bagaimana berinvestasi pada pendidikan. Peranan pemerintah melalui kebijakan-kebijakan pendidikan tidak akan maksimal tanpa partisipasi masyarakat didalamnya, mengingat adanya pemikiran yang berkembang di kalangan masyarakat untuk investasi didunia kerja (bekerja atau lainnya) daripada investasi pendidikan. Mungkin masih dapat diterima jika mengacu pada masyarakat yang kurang mampu, namun persoalan menjadi lain jika kita membicarakan masyarakat menengah keatas. Apakah perlu sosialisasi untuk investasi pendidikan dengan benar?
Banyak sudah kita dengarkan saran dan kritik untuk mengatasi persoalan pada sistem pendidikan kita. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, topik-topik tersebut mengalami ketidakpastian dalam pengaplikasiannya. Tampaknya kita berputar-putar dalam lingkaran dan maju7 secara perlahan jika kata “kemandekan” atau “kegagalan” terlalu vulgar untuk diutarakan. Pemerintah dan organisasi pendidikan di indonesia terlalu sibuk dengan sistem informasi manageman, analisis finansial, angka kelulusan dan data-data kuantitatif lainnya sehingga terpisah jauh dari jantung pendidikan itu sendiri. Dalam beberapa tahun terakhir ini. Devaluasi standart kualitas pendidikan tidak hanya melanda organisasi pendidikan saja, tetapi telah merusak sistem pendidikan kita.
Bukti nyata dari gejala-gejala ketidakefektifan pendidikan di indonesia adalah banyaknya penggangguran di indonesia termasuk “produk-produk gagal” bertitle S1 meskipun hal ini tidak terlepas dari dampak krisis ekonomi dunia tapi setidaknya indikasi bahwa produk pendidikan kita belum siap berhadapan dengan kerasnya globalisasi dan persaingan didunia luar. Data statistik yang banyak dilansir media-media yang beredar memang menyebutkan bahwa tingkat penggangguran di indonesia telah mengalami penurunan, dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi indonesia yang semakin membaik. Tapi realita di lapangan masih menyisakan keprihatinan tersendiri. Bagaimana tidak, masih banyak pekerjaan yang tidak layak disebut pekerjaan seperti pemecah batu, penambang pasir hingga pekerja seks yang mengkomersilkan diri (mungkin hal semacam ini dimasukan oleh organisasi-organisasi yang melakukan survey sehingga data statistik pertumbuhan ekonomi kita mengalami peningkatan) meskipun variabel-variabel tersebut tidak dapat dipakai sebagai patokan utama penilaian keberhasilan atau kegagalan pendidikan di indonesia. Setidaknya saya selalu berpendapat bahwa kemiskinan itu identik dengan kebodohan. Dan jika masyarakat kita masih banyak yang hidup dalam kemiskinan, saya dengan mudah menyimpulkan bahwa pendidikan kita mengalami kegagalan. Yang jelas kualitas pendidikan kita akan selalu menjadi tanda tanya besar di masa yang akan datang.


Tindakan Perbaikan yang Mungkin
Tindakan perbaikan akan efektif jika masyarakat dan pemerintah mengerti sepenuhnya potensi kegawatan keadaan yang berkembang saat ini. Setiap tindakan harus dilakukan secara hati-hati mengingat adanya faktor-faktor penyebab kegagalan yang tidak terlihat pada sistem pendidikan kita. Dilihat dari kacamata manageman tindakan yang mungkin antara lain:
Penanaman Jiwa Kewiraswastaan
pekerjaan itu bisa diciptakan. Inilah yang sering terabaikan pada pendidikan di indonesia. Penekanan pada jiwa kewiraswastaan harus lebih dikembangkan. Kreativitas dan inovasi mutlak diperlukan. Sudah terlalu banyak produk pendidikan yang telah kehilangan (bahkan mungkin tidak pernah memiliki) keberanian untuk mengambil keputusan dan menanggung resiko didalamnya.
Kebijakan pemerintah melalui program penyediaan modal menjadi bias manakala masyarakat terlalu takut untuk mengambil resiko kewiraswastaan. Ketakutan ini menurut saya lebih dikarenakan kurangnya pengetahuan dan ketrampilan yang dimilike setiap orang termasuk didalamnya produk-produk pendidikan kita. Adanya fasilitas pendukung untuk pengaplikasian materi mutlak diperlukan. Selain itu adanya pelatihan, seminar dan konferensi dengan biaya terjangkau harus lebih digalakan. Lebih specifik lagi berikan proyek-proyek khusus jika dana memungkinkan.
Lebih dari itu, semangat kewiraswastaan hanya mampu tumbuh ketika lingkungan yang mendukung mampu diciptakan. Seperti adanya organisasi yang terlibat secara langsung dengan masyarakat, pendanaan yang memadai, dan sumber-sumber informasi yang mudah diakses (termasuk internet dan perpustakaan).
Resiko kegagalan:

penciptaan jiwa kewiraswastaan bukan tanpa resiko. Semangat kewiraswastaan dapat hilang begitu saja dan meninggalkan individu yang frustasi berat daripada individu yang tidak pernah memiliki semangat kewiraswastaan ketika mengalami kegagalan. Ditinjau lebih mendalam, jiwa kewiraswastaan yang salah orientasi akan menciptakan masyatakat kapitalisme, individualistik, dan cenderung berbuat apa saja untuk mencapai keberhasilan.( penggelapan pajak, penciptaan produk berbahaya, distributor produk-produk ilegal dan lain-lain).
Meskipun tidak pernah saya temui adanya kajian mengenai hal ini, tetapi bagi saya secara pribadi tujuan pendidikan adalah peningkatan kualitas individu dan penanaman konsep prinsip-prinsip moral yang diterima masyarakat.

Terapkan Standart Tinggi
Sejak masuk taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, kita seharusnya menerapkan Standart tinggi. Tidak adanya kebanggaan kualitas pekerjaan dalam proses pendidikan semakin lama semakin kita terima sebagai hal yang biasa. Parahnya lagi hal ini telah menjadi kebudayaan kerja di lingkungan pendidikan kita dan diterapkan oleh setiap pelaku didalamnya.
Jika mengacu pada tujuan pendidikan yakni peningkatan kualitas SDM maka sasaran utama dalam setiap proses pendidikan haruslah konsisten yaitu performance yang tinggi. Kita harus memberikan tekanan lebih untuk menumbuhkan kegairahan dan minat belajar yang mulai padam. Sehingga mencapai hasil yang istimewa. Dengan demikian produk pendidikan kita benar-benar teruji ketika harus menghadapi kerasnya globalisasi mengingat pengalaman menaklukan tantangan dalam proses belajar mengajar.

Resiko kegagalan:

Penerapan Standart tinggi dapat memacu individu untuk terus berkembang dan memaksimalkan setiap potensi yang ada. Namun disisi lain, kemungkinan terbesar adalah ketidaksiapan mental untuk menghadapi kegagalan mencapai standart tersebut (masih menjadi pro dan kontra penerapan ujian nasional).



referensi:

Maier, N.R.F, Psichology in industrial organizations 1973
Argyris,Crhis. Integrating the individual and the organizations (newyork, john wiley and sons, 1964)

Tugas Akademis 3

Pendapatanan Nasional

Perhitungan pendapatan nasional secara teori dapat dihitung dengan tiga pendekatan yaitu : pendekatan produksi ( production approach), pendekatan pengeluaran ( expenditure approach ) dan pendekatan pendapatan ( income approach ).
Dengan pendekatan produksi pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan nilai barang dan jasa akhir dari semua sector ekonomi dalam periode tertentu. Pendapatan nasional yang dihitung melalui pendekatan pengeluaran merupakan penjumlahan dari pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan pemerintah, investasi kotor dan ekspo neto ( ekspor dikurangi impor ). Pendekatan yang ketiga yaitu pendekatan pendapatan dilakukan dengan menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh seluruh lapisan masyarakat yang berperan serta di dalam proses produksi selama periode tertentu.
Sampai saat ini perhitungan pendapatan nasional di Indonesia baru dilakukan dengan pendekatan produksi dan pengeluaran. Dengan pendekatan produksi seluruh perekonomian di bagi kedalam 11 sektor atau 11 lapanga usaha ( lihat tabel III-1).
Nilai output masing – masing sector dihitung melalui perkalian volume produksi dengan harga pada tingkat produsen.
Salah satu masalah yang penting dalam cara menghitung pendaptan nasional dengan pendekatan produksi ialah menghindari perhitungan ganda ( multiple counting ). Dalam nilai output suatu barang , didalamnya termasuk nilai intermediate input yaitu biaya bahan baku, bahan penolong dari biaya lainnya yang sudah dihitung sebagai output pada sector lainnya. Oleh karena itu dalam pendekatan produksi sebenarnya yang dihitung adalah nilai tambah ( value added ) suatu barang, yaitu nilai output dikurangi intermediate output.
Pendekatan pengeluaran dalam rangka menghitung pendapatan nasional di Indonesia adalah dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh lapisan masyarakat.





PENDEKATAN PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
1. Cara Pengeluaran
Teknik perhitungan ini banyak digunakan di negara-negara maju, seperti Belanda, Inggris, Jerman dan Amerika Serikat, dimana pendapatan nasional yang dihasilkan metode ini dapat memberi gambaran tentang sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi atau sampai dimana baiknya tingkat pertumbuhan yang dicapai dan tingkat kemakmuran yang sedang dinikmati, serta memberikan informasi dan data yang dibutuhkan dalam analisis makroekonomi. Perhitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran memiliki 4 komponen penting:
 C = Konsumsi rumah tangga  pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga, termasuk barang tahan lama, barang tidak tahan lama, jasa dan biaya pendidikan namun tidak termasuk investasi, seperti pembayaran asuransi atau uang saku untuk anak.
 G = Belanja pemerintah mencakup pembelanjaan barang dan jasa oleh pemerintah, yang dibedakan menjadi konsumsi dan investasi. Yang termasuk dalam konsumsi adalah pembayaran gaji dan tunjangan pegawai negeri dan pembelian inventaris (anggaran rutin), sedangkan yang termasuk investasi (anggaran pembangunan) adalah pembangunan jalan raya, sekolah, dsb. Sebagian besar dibiayai oleh pajak.
Tr = pembayaran jaminan sosial untuk fakir miskin, bantuan untuk korban bencana alam dan subsidi lainnya tidak termasuk dalam belanja pemerintah, melainkan termasuk dalam pembayaran transfer, karena bukan untuk membeli barang dan jasa.






 I = Investasi merupakan pembelian barang yang nantinya digunakan untuk memproduksi barang/jasa lainnya. Investasi yang dilakukan oleh sector perusahaan ini disebut pembentukan modal tetap domestik bruto. Investasi dapat digolongkan menjadi pengeluaran atas barang modal, dan peralatan produksi, perubahan dalam nilai inventori pada akhir tahun, dan pengeluaran untuk mendirikan bangunan.
 X-M = Ekspor neto sama dengan pembelian produk dalam negeri oleh orang asing (ekspor) dikurangi dengan pembelian produk luar negeri oleh warga negara tersebut (impor) dalam periode yang sama
2. Cara Produk Neto
Produk neto dapat diartikan sebagai nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses produksi. Sehingga perhitungan pendapatan nasional dengan cara neto diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam perekonomian negara tersebut. Cara ini dapat memberikan informasi tentang seberapa besar pengaruh sektor-sektor tersebut terhadap perekonomian negara.
Contoh: Lihat Tabel PDB berdasarkan Usaha
3. Cara Pendapatan
Pendapatan nasional dengan cara pendapatan diperoleh dari penjumlahan pendapatan-pendapatan yang terjadi, akibat penggunaan faktor produksi untuk mewujudkan barang dan jasa. Pendapatan tersebut digolongkan menjadi pendapatan para pekerja (gaji/upah), pendapatan dari usaha perseorangan, pendapatan dari sewa, bunga neto dan keuntungan perusahaan.

3


CIRCULAR FLOW OF ECONOMIC ACTIVITIES
Pendapatan faktor-faktor produksi

Gaji&upah, sewa, bunga, laba

PERUSAHAAN RUMAH TANGGA Konsumsi Rumah Tangga

Aliran Investasi BANK

PENANAM MODAL LEMBAGA KEUANGAN
$ Gaji/upah (wages) = pendapatan pekerja  tenaga kerja
$ Sewa (rent) = pendapatan dari sewa  tanah
4
$ Bunga neto (interest) = seluruh nilai pembayaran bunga dikurangi bunga atas pinjaman konsumsi dan bunga atas pinjaman pemerintah  modal
$ Laba (profit) = keuntungan perusahaan  kewirausahaan
Dalam melakukan perhitungan pendapatan nasional, terdapat berbagai kendala, terutama di Indonesia.
• Ketersediaan data dan informasi, karena tidak semua kegiatan ekonomi terdokumentasi dengan baik
• Pemilihan kegiatan produksi yang termasuk dalam perhitungan. contohnya adalah kegiatan produksi dalam rumah tangga seperti Laundry, menanam palawija untuk konsumsi pribadi, kegiatan yang menyalahi hukum seperti transaksi jual beli obat terlarang dan prostitusi, serta tunjangan yang tidak berupa uang, tidak termasuk dalam perhitungan pendapatan nasional.
• Penghitungan dua kali sering terjadi ketika bahan yang sama dikonsumsi oleh orang yang berbeda. Misalnya gula dan tepung yang dibeli oleh ibu rumah tangga dapat dianggap sebagai barang jadi, namun jika bahan tersebut dibeli oleh bakery shop, maka dianggap sebagai barang setengah jadi. Apabila nilai produksi tepung dan gula dimasukkan dalam perhitungan produksi roti/kue, maka akan terjadi perhitungan dua kali.
• Penentuan harga barang yang berlaku, karena tidak semua tempat menggunakan harga yang sama, bergantung pada lokasi, musim, harga dollar, dan lain sebagainya.
• Investasi bruto dan investasi neto, dimana terdapat perbedaan akibat depresiasi, terutama untuk menghitung investasi yang dilakukan oleh negara.
• Informasi kenaikan harga barang membutuhkan informasi indeks harga. Penentuan indeks harga itu sendiri memiliki beberapa masalah, seperti penentuan barang yang akan digunakan dalam perhitungan.
5
Hal penting yang harus diketahui.
$ Kekayaan suatu negara bukan diukur dari banyaknya logam mulia yang dimilikinya, tetapi ditentukan oleh banyaknya barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakatnya. (Adam Smith)

$ Istilah Pendapatan Nasional atau National Income dalam makroekonomi dimaksudkan untuk menyatakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara, oleh sebab itu istilah ini mewakili PDB atau PNB.
Arti lain dari Pendapatan Nasional (PN) adalah jumlah dari pendapatan faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. Disebut “Produk Nasional Neto pada harga faktor” (PNN).
PNN = PNB – penyusutan
Berarti hanya nilai investasi neto yang dihitung.
(Sadono Soekirno)
$ Pendapatan nasional harga faktor = jumlah pendapatan faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang.
Harga pasar = nilai barang didasarkan pada harga yang dibayar oleh pembeli.
Harga pasar = harga faktor + pajak tak langsung – subsidi

$ Pengertian Pajak Langsung Dan Pajak Tidak Langsung
A. Pajak Langsung
pajak yang dikenakan kepada wajib pajak setelah terbit Surat Pemberitahuan / SPT Pajak yang dikenakan berulang-ulang kali dalam jangka waktu tertentu.





6
Contoh: pajak penghasilan (PPh), pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak penerangan jalan, pajak kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.

B. Pajak Tidak Langsung
pajak yang dikenakan kepada wajib pajak pada saat tertentu / terjadi suatu peristiwa kena pajak . Oleh pembayar pajak, beban pajak dapat dialihkan kepada pihak lain.
Contoh: pajak pertambahan nilai (PPN), pajak bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB), pajak penjualan, cukai dan lain-lain.

PERKIRAAN PENDAPATAN DAN PRODUK NASIONAL
____________________________________________________________________________
W xx C xx
R xx I xx
I xx G xx
P xx X-M xx
--------
PENDAPATAN NASIONAL
ATAS DASAR BIAYA
FAKTOR PRODUKSI xx
+ Transfer Perusahaan xx
+ Pajak Tak langsung xx
- Subsidi xx
+ Penyusutan xx
-------- --------

PENDAPATAN NASIONAL PRODUK NASIONAL
ATAS DASAR HARGA ATAS DASAR HARGA

7


PASAR xx PASAR xx
--------- -------
(Soediyono)

$ PDB & PNB Indonesia
PDB = nilai barang dan jasa di Indonesia yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi milik warga negara Indonesia dan asing.
PNB hanya memperhitungkan pendapatan yang dilakukan oleh warga negara Indonesia, baik yang berada di Indonesia maupun di luar negeri. Berarti sudah menghilangkan pendapatan orang-orang asing yang ada di Indonesia.
$ AS menggunakan cara pengeluaran dan pendapatan untuk menghitung pendapatan nasional, sedangkan cara produksi tidak terlalu ditekankan. Di negara berkembang (Indonesia), cara produksi yang lebih ditekankan.

$ Dalam cara pengeluaran, yang diperhatikan adalah nilai barang jadi, sedangkan cara produk neto, yang diperhatikan adalah nilai tambah.

$ Penghitungan cara pengeluaran di AS & Indonesia
Di Indonesia, penghitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran akan menghasilkan PDB. Sedangkan di AS, cara seperti itu menghasilkan PNB.


8

Perbedaan ini diakibatkan cara pengumpulan data.
AS  pendapatan faktor neto dari luar negeri telah dihitung dalam ekspor neto, dalam ekspor sudah termasuk pendapatan faktor dari luar negeri, dalam impor sudah termasuk pembayaran pendapatan faktor ke luar negeri.

RI  pendapatan faktor neto dari luar negeri dihitung terpisah.
Perbedaan lainnya:
AS  data perubahan stok termasuk investasi bruto dan disebut investasi inventori.
RI  perubahan stok tidak dihitung dalam pembentukan modal tetap bruto (PMTB), melainkan terpisah.












9








Hubungan Tabungan-Investasi dlm Periode Perubahan Struktural (Seri 1. Resume Jurnal)
Ide awal dari kajian dalam jurnal ini berasal dari studi Feldstein dan Horioka (1980) yang menunjukkan adanya hubungan positif antara ratio investasi/GDP dengan ratio tabungan/GDP. Berdasarkan sampel 16 negara OECD ditemukan bahwa 85 – 95 persen tabungan nasional yang diinvestasikan secara domestik. Mereka mengemukakan bahwa hal tersebut secara tidak langsung menunjukkan mobilitas kapital jangka panjang yang sangat rendah, karena pada suatu negara dengan tingkat mobilitas kapital yang rendah (sebagai gambaran dari perekonomian tertutup), seluruh tabungan domestik akan digunakan untuk membiayai investasi domestik. Sebaliknya, dalam suatu negara dengan mobilitas kapital yang tinggi, tabungan domestik dapat diinvestasikan keluar negeri, yang menyebabkan tidak ada hubungan tabungan domestik dan tabungan eksternal.
Sebagian besar studi yang menggunakan data empiris data dari AS dan negara-negara industri lainnya memang memperlihatkan adanya hubungan positif antara tabungan dan investasi. Namun, studi-studi tersebut masih mengabaikan fakta bahwa korelasi tabungan dan investasi tergantung pada rejim politik, dan mobilitas kapital internasional berbeda dari waktu ke waktu. Ini dibuktikan oleh beberapa peneliti pada tahun-tahun belakangan ini. Dari data panel dari negara-negara OECD yang berbeda, ditemukan hubungan investasi-tabungan bervariasi antar negara dan dari waktu ke waktu, dan tergantung pada tingkat mobilitas kapital internasional, struktur keuangan antar negara, tingkat pendapatan perkapita dan ukuran negara. Selain itu, beberapa kajian pada data satu negara menemukan tidak adanya hubungan jangka panjang antara tabungan dan investasi ketika unsur perubahan rejim kebijakan utama diperhitungkan dalam model.
Studi dalam jurnal ini dilakukan di Yunani, dengan fokus melihat hubungan dinamis antara tabungan dengan investasi yang diestimasi melalui derajat korelasi tabungan-investasi pada berbagai periode waktu. Derajat korelasi ini diinterpretasikan sebagai koefisien retensi tabungan (saving retention coefficient). Dalam studi ini, estimasi hubungan antar variabel dilakukan melalui empat tahapan. Pertama, pengujian tingkat integrasi dari variabel, dengan menggunakan uji akar unit (unit root). Kedua, pengujian kointegrasi dengan menggunakan estimator Philip dan Hansen (PH). Ketiga, estimasi dan pengujian vector error-correction modeling (VECM). Keempat, estimasi model dengan menggunakan empat metode estimasi error correction model (ECM) yaitu estimasi recursive OLS, rolling OLS, penaksir Kalman filter dan MS-R (Marcov switching regime).



10

Data yang digunakan adalah data kuartalan negara Yunani untuk periode 1980:Q1 sampai 2003:Q4. Variabel tabungan adalah total tabungan nominal (SAV) yang adalah jumlah tabungan private dan tabungan public. Investasi (INV) adalah total investasi kapital bruto. Keduanya diestimasi sebagai persen dari nominal GDP (INVGDP dan SAVGDP).
Selanjutnya, dari hasil penelitian ditemukan bahwa, berdasarkan uji ADF, PP, KPSS dan Zivot-Andrews terlihat secara statistik variabel investasi dan tabungan terintegrasi satu sama lainnya. Hasil analisis kointegrasi menggunakan metodologi Philips-Hansen juga menunjukkan bahwa kedua variabel signifikan secara statistik dalam vector kointegrasi. Hubungan kointegrasi yang diestimasi sebagai berikut (standar error dalam kurung):


Hubungan yang diestimasi merupakan hubungan jangka panjang dari model antarwaktu pada perekonomian terbuka dengan asumsi mobilitas kapital yang sempurna, dan tidak dapat menggambarkan pengaruh perubahan mobilitas kapital pada berbagai periode waktu tersebut. Untuk menggambarkan perubahan mobilitas kapital, tahap pertama, dilakukan estimasi ECM untuk seluruh periode waktu. Berdasarkan estimasi parameter tersebut terlihat bahwa ECT (yang mengukur disekuilibrium jangka panjang), signifikan secara statistik pada persamaan investasi. Ini menunjukkan bahwa variabel investasi cenderung untuk memulihkan ekuilibrium dan memiliki peran utama dalam setiap guncangan (shock) ekuilibrium tersebut. Uji t untuk ECT menunjukkan, pada level signifikansi 1 %, investasi bukan merupakan variabel eksogen yang lemah (Tabel I, model linear). Namun, metode ini tidak dapat menggambarkan perubahan regim. Ini disebabkan ECT memiliki nilai tetap dari waktu ke waktu berdasarkan rata-rata OLS rejim lama dan rejim baru. Karenanya, koefisien yang diestimasi dianggap sebagai suatu rata-rata dari keseluruhan periode.
Pada tahap berikutnya, model ECM diestimasi dengan menggunakan OLS recursive, rolling OLS (windows=50) dan estimator Kalman filter untuk menggambarkan perubahan struktural yang mempengaruhi koefisien retensi tabungan. Estimasi koefisien ECT ditunjukkan pada gambar 1.
Terdapat beberapa hal penting yang dapat dijelaskan dari gambar 1. Pertama, estimasi koefisien dengan menggunakan metode OLS recursive dan Kalman filter cenderung bergerak bersama-sama. Koefisien pada berbagai waktu yang diestimasi dari rolling regresi cenderung secara absolut menurun terutama setelah 1996. Kedua, koefisien yang diestimasi menurun secara absolut dari waktu ke waktu yang menunjukkan bahwa besaran absolutnya berhubungan terbalik dengan tingkat pembangunan sistem pasar keuangan dan tingkat kebebasan mobilitas kapital. Ketiga, profil waktu dari ECT konsisten dengan hipotesis yang menyatakan ketika tingkat mobilitas kapital tinggi, korelasi tabungan-investasi adalah lemah, karena hubungan semacam ini tidak konsisten dengan integrasi pasar keuangan.
11

Gambar 1. Estimasi ECT pada Berbagai Periode Waktu



Tabel 1. Hasil Estimasi


Catatan: trend dan tiga lag dari investasi dan saving pada seluruh model merupakan % dari GDP. Angka dalam kurung adalah t-statistik, ** dan *** menunjukkan signifikan pada 5 persen dan 1 persen.
Selanjutnya, tabel 1 menyajikan estimasi ECM menggunakan model MS-R dengan tiga lag. Rejim 1 ditandai oleh sistem perbankan yang sangat diatur. Pasar keuangan sempit dan kecil dan transaksi kurs luar negeri diatur sangat ketat. Selama rejim 2, liberalisasi keuangan dalam proses bertahap. Liberalisasi keuangan secara sempurna selesai pada akhir rejim 2. Rejim 3 ditandai oleh mobilitas kapital yang sempurna. Dari tabel tersebut terlihat bahwa standar error berbeda antar rejim, yang menunjukkan adanya perbedaan korelasi antara dua variabel pada rejim yang berbeda. Koefisien ECT yang diestimasi bernilai negative dan secara statistik signifikan hanya untuk rejim pertama yang memiliki mobilitas kapital rendah.
12
Sebaliknya, untuk rejim 2 dan 3, koefisien yang diestimasi tidak signifikan secara statistik dan semakin mengecil dalam besarannya. Ini menunjukkan bahwa hubungan jangka panjang antara tabungan dengan investasi menjadi melemah ketika secara bertahap dilakukan deregulasi
dalam hal pengontrolan pasar keuangan.

Dari analisis empiris didapat kesimpulan penting mengenai hubungan antara investasi dan tabungan. Pertama, koefisien retensi tabungan lebih tinggi pada mobilitas kapital yang rendah dan menjadi lebih kecil pada liberalisasi pasar keuangan yang disertai mobilitas kapital yang lebih tinggi. Kedua, seluruh metode estimasi menunjukkan bahwa koefisien jangka panjang pada berbagai periode waktu antara investasi dan tabungan menjadi lebih kecil dalam besarannya, jika terdapat liberalisasi keuangan dan mobilitas kapital dalam perekonomian. Penemuan ini konsisten secara umum dengan pandangan bahwa jika koefisien retensi tabungan merupakan indikator mobilitas kapital, maka nilainya harus lebih kecil ketika mobilitas kapital tinggi.





Penciptaan uang adalah proses memproduksi atau menghasilkan uang baru. Terdapat tiga cara untuk menciptakan uang; pertama dengan cara mencetak mata uang kertas atau uang logam, kedua melalui pengadaan utang dan pinjaman, serta ketiga melalui beragam kebijakan pemerintah, misalnya seperti pelonggaran kuantitatif. Berbagai praktik dan regulasi untuk mengatur produksi, pengeluaran, dan penarikanan uang, adalah perhatian utama dalam ilmu ekonomi moneter (misalnya tentang persediaan uang, mazhab monetarisme), dan mempengaruhi berjalannya pasar keuangan dan daya beli uang.
Bank sentral bertanggung-jawab mengukur jumlah uang beredar, yang menunjukkan banyaknya uang yang ada pada suatu waktu tertentu. Jumlah uang baru yang tidak diketahui penciptaannya dapat ditunjukkan dengan cara membandingkan pengukuran-pengukuran tersebut pada waktu-waktu yang berbeda.











13
Uang dan Bank

Uang adalah alat kemudahan bagi manusia dalam usahanya dalam mencapai kesejahteraan hidup yang optimal, karena uang mempunyai berbagai kegunaan. Kegunaan uang yang utama adalah nya sebagai alat penukar aehingga memudahkan orang untuk melakukan tansaksi ekonomi.
Fungsi uang
Berkaitan dengan fungsi uang sebgai alat penukar adalah fungsi uang sebagai pengukur nilai dan fungsi uang sebagai pengukur nilai.
Perusakan atas mata uang dapat terjadi apabila uang logam dileburkan untuk mendapatkan kembali kandungan logam mulianya. Tindakan ini memperoleh insentif bila ternyata nilai logam yang didapat melebihi nilai nominal uang logam, atau ketika pencetaknya menarik kembali jaminan atas keamanannya.

Bank Sentral

Pada dasarnya, bila dilihat dari istilah/namanya, bank sentral tidak dapat diartikan sebagai "bank" seperti pada bank umum. Dalam hal ini bank sentral memiliki konsepsi yang berbeda. Bank umum cenderung untuk berusaha menginvestasikan assets-nya dengan tujuan memaksimumkan profit. Di sisi lain, bank sentral sebagai bank milik pemerintah, adalah lembaga keuangan yang tidak bertujuan untuk memaksimumkan profit melainkan untuk men¬capai tujuan tertentu seperti mencegah kegagalan yang dialami perbankan maupun bukan bank, kestabilan tingkat harga, kesempatan kerja dan akhimya pada pertum¬buhan ekonomi. Dengan kata lain, bank sentral bertugas untuk melaksanakan fungsi-¬fungsi pemerintah karena, bank sentral adalah juga bagian dari pemerintah.
Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Bank Sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan.
Di Indonesia, fungsi Bank Sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Bank Sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga yang dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi. Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali, dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak maka Bank Sentral dengan menggunakan instrumen antara lain namun tidak terbatas pada base money, suku bunga, giro wajib minimum mencoba menyesuaikan jumlah uang beredar sehingga tidak berlebihan dan cukup untuk menggerakkan roda perekonomian.



14
Perkembangan Bank Sentral

Berdasarkan sejarahnya, bank sentral bukanlah suatu lembaga yang sejak awal didirikan dengan tujuan untuk menjalankan fungsinya sebagai bank sentral. Sampai dengan awal abad ke-20 tidak ada konsepsi yang jelas mengenai central banking. Konsepsi tersebut baru terlihat kemudian setelah mengalami proses panjang dan hal tersebut bukan merupakan suatu proses yang sengaja diarahkan pada terbentuk¬nya konsep central banking, sehingga tidak terdapat teknik yang sistematis dan konsisten ke arah terbentuknya bank sentral.

Di banyak negara yang lebih tua, perkembangan ke arah bank sentral tersebut dimulai dari adanya suatu bank yang secara bertahap, melaksanakan berbagai macam posisi, baik bersifat lembaga pemerintah, maupun non-pemerintah yang kemudian dikenal dengan nama bank sentral. Beberapa posisi/wewenang yang dimiliki lembaga tersebut antara lain: hak untuk mengeluarkan uang (partial mo¬nopoly), dapat bertindak sebagai banker dan agen pemerintah.. Bank yang memiliki posisi tersebut dikenal sebagai "bank of issue" atau "national bank". Dalam per¬kembangan selanjutnya, bank tersebut memperoleh kekuasaan yang lebih luas, sehingga muncul istilah: "central bank".

Dari bank-bank sentral yang ada, the Riskbank of Sweden adalah yang pertama kali didirikan (yang tertua), tetapi Bank of England adalah bank of issue pertama yang memperoleh posisi sebagai bank sentral dan mangembangkan dasar-dasar "the art of central banking". Dengan demikian sejarah Bank of England secara umum diterima sebagai gambaran evolusi dasar-dasar dan teknik central banking.

Pada tahun 1920 diselenggarakan International Financial Conference di Brussel. Hasil konferensi tersebut adalah menyetujui resolusi yang menghendaki agar negara-negara yang belum mendirikan bank sentral diharapkan secepatnya untuk mendirikan bank sentral. Di samping untuk membantu pemulihan dan pemeliharaan stabilitas sistim moneter dan perbankan tetapi juga untuk kepentingan kerjasama dunia. Dimulai dengan berdirinya South African Reserve Bank di tahun 1921, bank-bank sentral didirikan di negara-negara yang sudah merdeka dan di negara-negara yang baru merdeka.

Di Indonesia, fungsi bank sentral pada masa penjajahan dilakukan oleh De Javasche Bank yang bertindak sebagai bank sirkulasi dan menjalankan beberapa fungsi bank sentral lainnya. De Javasche Bank didirikan pada tanggal 24 Januari 1828. Di samping menjalankan fungsinya sebagai bank sentral, bank tersebut juga melakukan kegiatan bank umum. Pada masa perjuangan kemerdekaan, Bank Negara Indonesia didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 tanggal 5 Juli 1946 sebagai bank sentral pemerintah RI dengan tugas utama sebagai berikut :


15

1. memberikan pinjaman kepada pemerintah,
2. menarik uang tentara pendudukan Jepang untuk diganti dengan ORI (Oeang, Repoeblik Indonesia),
3. menyediakan fasilitas kredit untuk, perusahaan-perusahaan industri dan perdagangan yang beroperasi di daerah kekuasaan pemerintah RI,
4. membantu pembiayaan misi-misi pemerintah ke luar negeri.

Pada saat tentara Belanda menduduki Yogyakarta pada bulan Desember 1948, Bank Negara Indonesia terpaksa ditutup dan dibuka kembali tahun 1949 dengan lapangan usaha yang berbeda. Hal ini berkaitan dengan keputusan Konperensi¬ Meja Bundar (KMB) yang memutuskan bahwa hanya De Javasche Bank yang diberi hak untuk melaksanakan fungsi bank sentral. De Javasche Bank kemudian dinasionalisasi berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 tahun 1951. Pada tahun 1953 De Javasche Bank dibubarkan bersamaan dengan dikeluarkannya Undang¬-Undang Pokok Bank Indonesia (UU No.11 Tahun 1953).

Berdasarkan Ketetapan Presiden No.17 tahun 1965, Bank Indonesia bersama-sama dengan Bank Koperasi Tani & Nelayan, Bank Negara Indonesia, Bank Umum Negara dan Bank Tabungan Negara dilebur ke dalam Bank Tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia (BNI). Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Urusan Bank Sentral nomor KEP.65/UBS/65, bank-bank tersebut di atas menjalankan usahanya masing-masing dengan nama BNI unit I, unit II, unit III, unit IV, dan unit V. Bank Negara Indonesia unit I berfungsi sebagai bank sirkulasi, bank sentral dan bank umum.

Setelah masa Orde Baru, dilakukan penataan kembali sistem perbankan di Indon¬esia dengan maksud untuk membentuk satu kesatuan sistem yang menjamin ada¬nya kesatuan pimpinan dalam mengatur seluruh perbankan di Indonesia serta meng¬awasi pelaksanaan kebijaksanaan pemerintah di bidang moneter. Untuk keperluan tersebut, dikeluarkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan dan UU Nomor 13 tahun 1968 tentang Bank Sentral.

Berdasarkan UU No. 13 tahun 1968, BNI unit I dipisahkan kembali dari Bank Tunggal dan didirikan sebuah bank sentral di Indonesia dengan nama Bank Indo¬esia. Di sisi lain, berdasarkan UU Nomor 14 tahun 1967 dan UU Nomor 13 tahun 1968, bank-bank negara yang dilebur ke dalam BNI dipisahkan kembali dan kemudian didirikan bank-bank negara baru, masing-masing dengan Undang-Undang tersendiri.





16
Fungsi dan Peran Bank Sentral

Bank Sentral adalah bank yang merupakan pusat struktur moneter dan perbankan di negara yang bersangkutan dan yang melaksanakan (sejauh dapat dilaksanakan dan untuk kepentingan ekonomi nasional) fungsi-fungsi sebagai berikut:

Memperlancar lalu lintas pembayaran

a. menciptakan uang kartal
b. menyelenggarakan kliring antar bank umum.

Sebagai bankir, agen dan penasehat pemerintah.

Bank Sentral sebagai bankir :

a. memelihara rekening pemerintah
b. memberikan pinjaman sementara
c. memberikan pinjaman khusus
d. melaksanakan transaksi yang menyangkut jual beli valuta asing (valas)
e. menerima pembayaran pajak
f. membantu pembayaran pemerintah dari pusat ke daerah,
g. membantu pengedaran surat berharga pemerintah
h. mengumpulkan dan menganalisis data ekonomi

Bank sentral sebagai agen dan penasehat pemerintah :

a. mengadministrasi dan mengelola hutang nasional
b. memberikan jasa pembayaran bunga atas hutang
c. memberikan saran dan informasi mengenai keadaan pasar uang dan modal.

3. Memelihara cadangan/cash reserve bank umum

4. Memelihara cadangan devisa negara :
a. internal reserve, untuk keperluan jumlah uang beredar
b. eksternal reserve, untuk alat pernbayaran internasional
5. Sebagai bankers bank dan lender of last resort,
6. Mengawasi kredit
7. Mengawasi bank (bank supervision):
a. Prudential Supervision: pengawasan bank yang diarahkan agar individual bank dapat dijaga kelangsungan hidupnya sehingga kepentingan masyarakat dapat dilindungi.
17

b. Monetary Supervision: menjaga nilai mata uang negara yang bersangkutan sehingga bank tersebut dapat menjadi penyangga kebijakan moneter maupun kebijakan ekonomi pemerintah lainnya.



Neraca Bank Sentral
Kegiatan bank sentral di dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan moneter tercermin pada bentuk umum neraca yang disusun. Secara singkat pos-pos atau rekening utama pada neraca bank sentral adalah sebagai berikut :

1. Kekayaan (Assets)

a. Cadangan, yang meliputi :
- Sertifikat Emas
- Special Drawing Rights (SDR)
- Valuta Asing
b. Pinjaman yang diberikan (loans), terutama kepada bank umum.
c. Surat berharga (sebagian besar adalah surat berharga milik pemerintah).
d. Kekayaan lain-lain, dapat berupa tanah, gedung atau peralatan-peralatan,

2. Hutang (Liabilities)
a. Uang kertas
b. Deposito merupakan bagian terbesar adalah deposito bank umum.
c. Surplus diperoleh dari : bunga surat berharga yang ditahan, bunga pinjaman yang diberikan dan dari kegiatan lain.
d. Lain-lain (misalnya: pengeluaran yang belum dibayar).

Dari uraian di atas jelas tampak bahwa pada dasarnya kekayaan bank sentral diperoleh dengan menciptakan hutang terhadap dirinya sendiri. Seperti pada contoh pembelian surat berharga, kekayaan yang berupa surat berharga ini dapat diperoleh dengan menciptakan hutang berupa deposito bank umum.









18
Alat (instrumen) Kebijakan Moneter

Peranan kebijakan moneter biasanya tampak jelas pada saat suatu perekonomian berusaha untuk menciptakan dan memelihara tingkat kestabilan ekonomi. Kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi kemajuan perdagangan, industri, keuangan, kesempatan kerja dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pola kebijakan ekonomi pada umumnya. Untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, kebijakan moneter amat diperlukan dalam pembentukan tabungan sebagai sumber pembiayaan pembangunan.

Kebijakan moneter merupakan tindakan yang dilakukan oleh penguasa moneter untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan tingkat kredit, yang nantinya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Bank sentral sebagai salah satu otorita moneter dapat melaksanakan kebijakan moneter yang dapat diklasifikasikan , ke dalam bentuk :


1. Instrumen umum :
a. Politik Pasar Terbuka (Open Market Operation)¬
b. Politik Gadangan Minimum (Reserve Requirement Policy)
c. Politik Diskonto (Rediscount Rate Policy)

2. Instrumen selektif :
a. Margin Requirements
b. Penentuan Tingkat Bunga

3. Instrumen Moral Suasion (Open Mouth Policy).


Bank Indonesia sebagai Bank Sentral

Setelah diuraikan mengenai tugas/fungsi serta kebijakan moneter bank sentral, berikut akan dibicarakan mengenai Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indone¬sia. Undang-undang yang mengatur tentang Bank Indonesia adalah UU Nomor 13 tahun 1968. Ada beberapa hal yang penting untuk dibicarakan, berkaitan dengan Undang-undang Bank Indonesia, yang antara lain:

Tugas Pokok Bank Indonesia (bab IV pasal 7)

Disebutkan bahwa tugas pokok Bank Indonesia adalah membantu pemerintah dalam:
1. Mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
2. Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta mempesluas kesempatan kerja, guna meningkatkan taraf hidup rakyat.
19

Kedua tugas pokok Bank Indonesia dapat dirinci menjadi :

1. Pengedaran uang (pasal 26-28)
a. Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang kertas dan logam.
b. Bank Indonesia dapat mencabut kembali uang yang telah dikeluarkan serta menarik kembali dari masyarakat.

2. Perbankan dan Perkreditan (pasal 29-33)
Di bidang perbankan, pembinaan dilakukan dengan :

a. Merperluas, memperlancar, dan mengatur lalu lintas pembayaran giral dan kliring.
b. Menetapkan ketentuan-ketentuan umum tentang solvabiltas dan likuiditas bank umum
c. Membimbing bank umum.
d. Meminta laporan dan memeriksa aktivitas bank.

Di bidang perkreditan :
a. Menyusun rencana kredit.
b. Menetapkan tingkat dan struktur bunga.
c. Menetapkan batasan pemberian kredit.
d. Memberikan kredit likuiditas kepada bank.
e. Sebagai lender of last resort.

3. Berkaitan dengan pemerintah/APBN (pasal 34-36)
a. Sebagai pemegang kas pemerintah,
b. Menyelenggarakan pemindahan uang pemerintah ke seluruh wilayah Republik Indonesia,
c. Membantu penempatan surat hutang negara, penatausahaan serta pembayaran kupon, dan pelunasannya,
d. Memberikan kredit dalam bentuk rekening koran untuk memperkuat kas negara..

4. Bidang pengerahan dana masyarakat (pasal 37)
Bank Indonesia mendorong pengerahan dana masyarakat oleh perbankan umum dengan tujuan untuk usaha pernbangunan yang produktif dan beren¬cana.

5. Bidang hubungan internasional (pasal 38-40)
a. Menyusun rencana devisa guna menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah terhadap valuta asing
b. Melaporkan dan menjaga keseimbangan neraca pembayaran.


20
Dewan Moneter (bab VI pasal 9 s/d 14)

Dalam menjalankan togas pokok tersebut harus bertitik tolak pada kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan bantuan dewan moneter. Hal ini berkaitan dengan tugas/fungsi dewan moneter untuk membantu Pemerintah dalam merencanakan dan menetapkan kebijakan moneter dengan mengajukan patokan-patokan dalam usaha menjaga kestabilan moneter, pemenuhan kesempatan kerja, dan peningkatan taraf hidup rakyat. Di samping itu, dewan moneter juga bertugas memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kebijakan moneter yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Keputusan Dewan Moneter diambil dengan hikmah musyawarah untuk mufakat. Apabila Gubernur Bank Indonesia tidak dapat memufakati hasil musyawarah Dewan Moneter, maka ia dapat mengajukan pendapatnya kepada pemerintah. Dewan Moneter ini terdiri atas 3 orang anggota yaitu menteri-menteri yang membidangi keuangan dan perekonomian serta Gubemur Bank Indonesia. Ketua Dewan moneter dipegang oleh Menteri Keuangan.


C. Usaha-usaha Bank Indonesia (pasal 41-43)
Dalam melaksanakan tugas sebagai bank sentral maka Bank Indonesia :

a. Memindahkan uang dan penarikan saldo.
b. Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran.
c. Membeli dan menjual wesel kertas perbendaharaan atas beban negara, dan surat hutang negara.
d. Membeli dan menjuat cek, surat berharga. Membeli jaminan bank (bank garansi).
e. Menyediakan tempat penyimpanan barang-barang berharga.



Intrumen Moneter Bank Indonesia

Dalam menjalankan fungsinya untuk mengendalikan sektor moneter. Bank Indo¬nesia meng-gunakan beberapa instrumen moneter berupa kebijakan :

Cash Ratio (minimum reserve requirement ratio)
Discount rate (kebijaksanaan suku bunga)
Open market operation (operasi pasar terbuka)
Refinancing facility
Credit Allocation
Foreign exchange rate


21

Cash ratio adalah perbandingan antara alat-alat likuid yang dikuasai dengan kewajiban-kewajiban yang segera dapat dibayar (current liabilities). Perbandingan tersebut harus menghasilkan minimal 2%, sesuai dengan ketentuan Pakto (Paket Oktober) 1988 yang menyebutkan bahwa Bank Indonesia menurunkan cash ratio dari 15% menjadi 2%, sehingga kemampuan loanable funds perbankan menjadi bertambah besar. Komponen alat-alat likuid yang dikuasai pada dasarnya adalah primary reserve yang terdiri dari uang kas dan saldo rekening di Bank Indonesia. Di sisi lain, secondary reserve tidak diperhitungkan di dalam cash ratio tetapi digunakan untuk menyangga primary reserve atau usaha-usaha lain yang memperoleh earn¬ing assets.

Kebijakan suku bunga yang dimaksud, baik dalam bentuk simpanan maupun kredit, lebih bersifat tidak langsung dalam arti Bank Indonesia hanya memberikan pedoman saja kepada perbankan. Beberapa ciri penting kebijakan suku bunga selama masa perbangunan adalah bersifat aktif, realistik, fleksibel, dan selektif.

Kebijakan yang terakhir tersebut merupakan operasi moneter bank sentral yang amat populer. Operasi pasar terbuka yang dilakukan bank sentral adalah erat kait¬annya dengan pengaturan jumlah uang yang beredar, khususnya total uang (uang kartal dan uang giral). Artinya, Bank Indonesia terjun dalam perdagangan surat berharga di pasar uang. Bila Bank Indonesia ingin menambah jumlah uang beredar, maka Bank Indonesia menjual surat berharga. Dengan policy ini, uang masyarakat akan tersedot ketangan Bank Indonesia, dan sebaliknya.

Instrumen fasilitas pembiayaan dimaksudkan sebagai fasilitas yang diberikan oleh Bank Indonesia bagi bank-bank umum dalam bentuk kredit likuiditas. Tujuan utama instrumen ini adalah untuk memperlancar pemberian kredit oleh bank bagi kegiatan investasi, pengadaan barang kebutuhan masyarakat dan kelancaran distribusi. Kredit likuiditas dapat dibagi menjadi kredit likuiditas biasa, kredit likuiditas gadai ulang dan kredit likuiditas darurat. Semenjak deregulasi perbankan 1 Juni 1988, kebijakan ini lebih dikenal sebagai fasilitas diskonto (discount window) dan dibagi menjadi dua macam yaitu fasilitas diskonto I dan II.

Instrumen credit allocation atau dikenal juga sebagai selective credit control, merupakan pengaturan Bank Indonesia terhadap arah pemberian kredit sesuai dengan prioritas pembangunan maupun jumlah total pemberian kredit menurut sektor ekonomi yang perlu dibantu oleh perkreditan Bank Indonesia.





22
Perbandingan nilai mata uang rupiah dengan seperangkat mata uang asing yang beredar di pasaran dunia merupakan suatu kebijakan yang amat penting. Sebagai bank sentral yang diberi tugas untuk mengatur neraca pembayaran Indonesia, penetapan kurs mata uang asing harus dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang. Penyesuaian kurs mata uang rupiah terhadap mata uang asing harus dilakukan secara terus menerus, agar tidak terjadi penilaian yang terlalu rendah atau pun yang terlalu tinggi, karena kedua kondisi tersebut akan merugikan perekonomian Indonesia.


Sistem Moneter di Indonesia

Di dalarn pasar uang terdapat dua pelaku utama yaitu kelompok kreditur (yang menawarkan dana) dan kelompok debitur (yang membutuhkan dana). Pelaku: pasar uang juga dapat dilakukan dalam bentuk pengelompokan sesuai dengan perannya dalam proses penciptaan uang. Atas dasar ini, maka terdapat tiga pelaku utama dalam pasar uang yaitu :

1. Otorita moneter (bank sentral dan pemerintah)
2. Lembaga keuangan (bank dan bukan bank)
3. Masyarakat (rumah tangga dan produsen)

Otorita moneter mempunyai peran utama sebagai sumber awal terciptanya uang beredar. Kelompok ini merupakan sumber penawaran uang kartal yang menjadi sumber untuk memenuhi permintaan masyaraloat akan uang, di sisi lain juga merupakan sumber penawaran uang (dikenal sebagai reserve bank) yang dibutuhkan oleh lembaga-lembaga keuangan. Dengan demkian, uang kartal (currency) dan cadangan bank adalah uang inti atau uang primer.

Lembaga keuangan dapat berbentuk bank atau bukan bank. Peran utama kelompok ini adalah sebagai sumber penawaran uang giral (demand deposit, depo¬sito berjangka (time deposit), simpanan tabungan (saving deposio), serta aktiva aktiva keuangan lain yang dibutuhkan masyarakat. Seluruh jenis penawaran tersebut dikenal juga sebagai uang sekunder. Berdasarkan peran yang dipegang oleh kedua kelompok di atas, yakni sebagai supplier seluruh kebutuhan uang yang diinginkan masyarakat maka kedua kelompok ini (otorita moneter dan lembaga keuangan). Disebut dengan sistim moneter (monetary system).

Masyarakat sebagai pelaku pasar uang ketiga, dapat diartikan sebagai konsu¬men akhir uang yang tercipta. Uang yang diperoleh dalam hal ini dapat digunakan untuk memperlancar kegiatan-kegaitan produksi, konsumsi, dan pertukaran.




23

Kliring

Salah satu fungsi, yang dimiliki oleh bank umum adalah melakukan transaksi lalu lintas pembayaran. Mekanisme pembayaran bagi bank umum dari satu pihak ke pihak lain, akan lebih mudah bila kedua pihak mempunyai rekening di bank yang sama. Tetapi akan lebih sukar untuk menyelesaikan pembayaran antara pihak-¬pihak yang memiliki rekening, di bank yang berbeda dan lebih sukar lagi kalau bank tersebut tidak berada disatu daerah. Konsekuensinya, satu bank umum akan berhubungan langsung dengan bank umum lain dalam menyelesaikan utang piutangnya. Ini pun masih banyak dijumpai kesulitan-kesulitan antara lain jam per¬temuan, tempat pertemuan, dan sebagainya. Sebagai contoh, apabila bank akan menyelesaikan utang piutangnya dengan bank B, C, D dan E; maka bank A harus berhubungan langsung dengan bank-bank tersebut. Demikian pula apabila bank B akan menyelesaikan utang-piutangnya kepada bank A, C, D, F dan G, maka bank B akan berhubungan langsung dengan bank-bank tersebut. Mekanisme penyelesaian utang-piutang ini akan menyangkut banyak bank, memerlukan waktu yang cukup lama, biaya yang besar, serta tenaga yang kurang efisien. Keadaan demikian ini dirasa dapat menghambat kegiatan operasional perbankan. Oleh karena itu, muncul suatu gagasan untuk membentuk lembaga kliring yang kemudian¬ diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral (pada tanggal 7 Maret 1967).


Dengan adanya lembaga kliring, masalah seperti waktu pertemuan, tempat, siapa yang hadir, besarnya dana yang dibutuhkan untuk penyelesaian utang piutang dan sebagainya, telah ditentukan dan diorganisir. Tujuan yang diinginkan dari terbentuknya lembaga kliring adalah untuk memajukan atau memperlancar lalu lintas pembayaran giral serta layanan kepada masyarakat yang menjadi nasabah bank. Dengan demikian, perhitungan utang piutang diharapkan dapat dilakukan secara mudah, cepat, aman, dan efisien.

Kata kliring berasal dari kata clear (bahasa Inggris). Kamus The New Grolier Webster International Dictionary of the English Language, memberikan definisi clear¬ing sebagai berikut

“The act of exchanging drafts on each other and settling the differences."

(Kegiatan mengadakan tukar menukar warkat antara satu bank dengan bank lainnya dan menetapkan perbedaan-perbedaannya)

Menurut kamus perbankan yang disusun oleh Tim Penyusun Kamus Perbankan Indonesia 1980, kliring adalah perhitungan utang-piutang antara para peserta secara terpusat di satu tempat dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan surat-surat dagang yang telah ditetapkan untuk dapat diperhitungkan.

24

Syarat-syarat yang ditetapkan oleh bank Indonesia bagi suatu bank untuk dapat ikut serta dalam kliring adalah :

1. Bank-bank yang telah mendapat ijin dari bank Indonesia terlebih dahulu.
2. Bank tersebut telah menjalankan usahanya minimal 3 bulan atas ijin Menteri Keuangan.
3. Bank tersebut telah memenuhi penilaian sebagai bank yang sehat, ditinjau dari bidang administrasi, pimpinan, maupun keuangan.
4. Jumlah simpanan giro milik masyarakat di bank yang besangkutan telah mencapai jumlah minimal 20% dari modal yang disetor.
5. Bank.peserta kliring wajib membuka rekening koran di Bank Indonesia.
6. Bank peserta kliring wajib menyetor saldo jaminan kliring.
7. Bank yang tidak tercatat sebagai peserta dapat ikut serta secara tidak langsung melalui pengikut sertaannya dengan bank lain (peserta).

Bank peserta kliring pada suatu saat dapat dihentikan kegiatannya oleh bank Indonesia jika bank tersebut tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam kliring serta keadaan keuangan bank yang bersangkutan tidak memungkinkan untuk memenuhi kewajiban dalam kliring.

Di dalam lembaga kliring, semua peserta kliring bertemu untuk mengadakan perhitungan/ penyelesaian dokumen-dokumen yang diterima dari masing-masing nasabah. Dokumen-dokumen yang diselesaikan di dalam lembaga kliring disebut warkat kliring. Dengan kata lain, warkat adalah alat lalu lintas pembayaran giral yang diperhitungkan dalam kliring. Warkat-warkat yang dapat diperhitungkan.dalam kliring antara lain harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Warkat dinyatakan dalam mata uang rupiah dan bernilai nominal penuh (face value).
2. Warkat-warkat tersebut dikeluarkan oleh bank peserta kliring
3. Warkat telah jatuh tempo pada waktu diperhitungkan dalam kliring.

Pada dasamya warkat-warkat tersebut dapat dikelompokkan menjadi :

1. Warkat debit. Adalah warkat bank peserta lain yang diterima di loket sendiri atau yang dapat menimbulkan tagihan bank pada peserta lain. Di dalam praktiknya, warkat debit dapat berupa cak, bilyet giro, wesel, nota kiriman uang dari kota lain untuk keuntungan nasabah.
2. Warkat kredit. Adalah warkat bank peserta sendiri yang diterima di loket, dengan maksud untuk dipindahbukukan ke rekening lain di bank peserta lain. Dengan demikian, warkat semacarn ini merupakan utang pada bank peserta lain. Warkat kredit dapat berupa surat perintah pemindahbukuan dan nasabah giro ke rekrning giro di bank peserta la
25
BANK UMUM

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank Umum merupakan bagian dari perbankan nasional yang memiliki fungsi utama sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta pemberi jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dengan fungsi utama yang demikian, Bank Umum memiliki peranan yang strategis dalam menyelaraskan dan menyeimbangkan unsur-unsur pemerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional guna menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.
Memperhatikan peranan Bank Umum yang demikian strategis, perkembangan Bank Umum yang semakin pesat dan tantangan-tantangan, yang dihadapi Bank Umum yang semakin luas dan bersifat internasional, maka landasan hukum Bank Umum perlu diperkokoh melalui penyempurnaan ketentuan-ketentuan yang mengatur Bank Umum dan penerapan prinsip kehati-hatian.
Dengan landasan hukum yang semain kokoh tersebut, maka Bank Umum diharapkan akan lebih mampu melindungi kepentingan masyarakat dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang memiliki peran strategis dalam menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.
Usaha Bank Umum meliputi :

a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
b. memberikan kredit;
c. menerbitkan surat pengakuan hutang;
d. membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya:

1. surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
2. surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
3. kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah;
4. Sertifikat Bank Indonesia (SBI);
5. obligasi;
6. surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;
7. instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;

e. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;


26
f. menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya;

g. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga;

h. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;

i. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak;

j. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek;

k. membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya;

l. melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat;
m. menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah;

m. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selain melakukan kegiatan usaha tersebut diatas, Bank Umum dapat pula:

a. melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;

b. melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;

c. melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit,
dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; dan




27
d. bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.
Yang termasuk Bank Umum adalah semua jenis bank, seperti bank pemerintah, bank swasta, bank asing dan bank campuran baik bank devisa maupun non devisa. Bank Umum yang ada di Indonesia antara lain:

Bank Persero (BUMN)

Bank persero adalah bank yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia.

- PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)

- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

- PT Bank Tabungan Negara (Persero)

- PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Bank Swasta

Bank Umum Swasta Nasional Devisa:

- PT Bank Agroniaga Tbk

- PT Bank Antardaerah (Surabaya)

- PT Bank Arta Niaga Kencana (Surabaya)

- PT Bank Artha Graha Internasional Tbk

- PT Bank Buana Indonesia Tbk

- PT Bank Bukopin

- PT Bank Bumi Arta

- PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk

28
- PT Bank Central Asia Tbk

- PT Bank Century Tbk

- PT Bank Danamon Indonesia Tbk

- PT Bank Ekonomi Raharja

- PT Bank Ganesha

- PT Bank Haga

- PT Bank Hagakita (Surabaya)

- PT Bank Halim Indonesia (Surabaya)

- Bank IFI

- PT Bank Internasional Indonesia Tbk

- PT Bank Kesawan Tbk

- PT Bank Lippo Tbk (Tangerang)

- PT Bank Maspion Indonesia (Surabaya)


- PT Bank Mayapada International Tbk

- PT Bank Mega Tbk

- PT Bank Mestika Dharma (Medan)

- PT Bank Metro Express

- PT Bank Muamalat Indonesia

- PT Bank Niaga Tbk

- PT Bank NISP Tbk (Bandung)

29
- PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (Bandung)

- PT Bank Permata Tbk

- PT Bank Shinta Indonesia

- PT Bank Swadesi Tbk

- PT Bank Syariah Mandiri

- PT Bank Windu Kentjana

- PT Pan Indonesia Bank Tbk

Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa:

- PT Anglomas Internasional Bank (Surabaya)

- PT Bank Akita

- PT Bank Alfindo

- PT Bank Artos Indonesia (Bandung)

- PT Bank Bintang Manunggal

- PT Bank Bisnis Internasional (Bandung)

- PT Bank Dipo International

- PT Bank Eksekutif Internasional

- PT Bank Fama Internasional (Bandung)

- PT Bank Harda Internasional

- PT Bank Harfa

- PT Bank Harmoni International

- PT Bank Himpunan Saudara 1906 (Bandung)
30

- PT Bank Ina Perdana

- PT Bank Index Selindo

- PT Bank Indomonex

- PT Bank Jasa Arta

- PT Bank Jasa Jakarta

- PT Bank Kesejahteraan Ekonomi

- PT Bank Mayora

- PT Bank Mitraniaga

- PT Bank Multi Arta Sentosa

- PT Bank Persyarikatan Indonesia

- PT Bank Purba Danarta (Semarang)

- PT Bank Royal Indonesia

- PT Bank Sinar Harapan Bali (Denpasar)

- PT Bank Sri Partha (Denpasar)

- PT Bank Swaguna

- PT Bank Syariah Mega Indonesia

- PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Bandung)

- PT Bank UIB

- PT Bank Victoria International Tbk

- PT Bank Yudha Bhakti

31

- PT Centratama Nasional Bank (Surabaya)

- PT Liman International Bank

- PT Prima Master Bank (Surabaya)

Bank Campuran

Bank Campuran adalah Bank Umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih Bank Umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh WNI (dan/atau badan hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh WNI), dengan satu atau lebih bank yang berkedudukan di luar negeri.

- PT ANZ Panin Bank

- PT Bank Commonwealth

- PT Bank BNP Paribas Indonesia

- PT Bank Capital Indonesia

- PT Bank DBS Indonesia

- PT Bank Finconesia

- PT Bank KEB Indonesia

- PT Bank Maybank Indocorp

- PT Bank Mizuho Indonesia

- PT Bank Multicor

- PT Bank OCBC Indonesia

- PT Bank Rabobank Internasional Indonesia

- PT Bank Resona Perdania

- PT Bank UOB Indonesia
32

- PT Bank Woori Indonesia

- PT Bank China Trust Indonesia

- PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia

- PT Bank UFJ Indonesia

Bank Asing

- ABN Amro Bank

- American Express Bank Ltd.

- Bank of America, N.A.

- Bank of China Limited

- Citibank N.A.

- Deutsche Bank Ag.

- JP. Morgan Chase Bank, N.A.

- The Hongkong & Shanghai B.C.

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinue) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang.[1] Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.



33
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.







































DAFTAR PUSTAKA


Alam Situmorang, Drs., Petunjuk Belajar Ekonomi, Jakarta: Palado Asima Agung,
1997.
Buku diktat Gunadarma,
Junaedi Fe,Juna., Model analisis dengan variabel investasi,
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, FEUI, Jakarta: Bina Grafika, 1985.
Syamsudin, Drs., Bahan Acuan Kegiatan Belajar Mengajar Ekonomi untuk SMU
Kelas 1, PT. Rakaditu, 1995.
www.wikipedia.com.

Sabtu, 10 April 2010

makalah non akademis KUR


KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca mengenai ilmu ekonomi.
Makalah ini mencoba membahas dan menerangkan mengenai sejarah ilmu ekonomi, pekembangan sistem ekonomi,struktur pasar,biaya dan ongkos didalam ilmu ekonomi

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.



Penulis,









i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
PERETEMUAN KE-5 : PERILAKU PRODUSEN 1
- Latar belakang 1
- Fungsi produksi dengan input 2
- Biaya 4

PERTEMUAN KE-6-7 : ONGKOS DAN PENERIMAAN 9
- Latar belakang 9
- Ongkos eksplisit dan ongkos implisit 9
- Ongkos jangka pendek dan ongkos jangka panjang 10
- Penerimaan 25
PERTEMUAN KE-3 & KE-8-9 : STRUKTUR PASAR 33
- Pengertian Pasar 33
- Struktur pasar 33
- Jenis-jenis pasar 33
KESIMPULAN 39
DAFTAR PUSTAKA iii









ii
Perilaku produsen
Latar belakang
Anggapan yang bisa di gunakan dalam menganila perilaku produsen adalah produsen bertujuan memaksimumkan keuntungan, tetapi ada juga yang mengatakan,seperti BERLE dan MEANS,bawha dengan terpisah nya antara pemilikan (ownership) dan manajemen, menyebabkan anggapan diatas kurang tepat. Dan juga dikatakan bahwa tujuan produsen tidak hanya memaksimum kan keuntungan tetapi juga mempunyai tujuan lain yang tidak selalu tepat.
Ada beberapa pendapat yang berkaitan dengan tujuan seorang produsen, misalnya :
(1). Pendapat yang mengatakan bahwa produsen tidak bertujuan mencari keuntungan maksimum ( non profit objective ), karena sesuatu hal, misal nya kekurangan dana,informasi dan sebagainya.
(2). Menurut Gakbraith,Cyret dan March dikatakan bahwa perubahan orientasi ini disebabkan karena perusahaan/ produsen menjadi semakin besar administrasinya dan semakin banyak keputusan produksi yang harus dibuat dalam pemasarannya.
(3). Seperti halnya dikatakn oleh A.A Alchian dalam bukunya “uncertainty,Evolution, and Economic Theory “.1950, dimana dia menjelaskan bahwa profit maksimasi ini perlu untuk menghidupi perusahaan.Jikapersaingan sempurna dipenuhi persyaratannya, maka didalam jangka panjang “ keuntungan diatas normal “ hilang. Dalam situasi seperti ini , jika produsen tidak dapat menghasilkan pendapatan normalnya serta memerlukan dana tambahan karna kerugian yang diderita, maka ia tidak akan memenuhi segala kewajibannya.
(4). Anggapan bahwa produsen bertujuan mencari keuntungan maksimum karena adanya anggapan bahwa perusahaan pada keadaan yang pasti ( under condition certainty ).
Jika konsumen di definisikan sebagai orang atau pihak yang mengkonsumsi ( pengguna ) barang atau jasa maka produsen adalah orang atau pihak yang memproduksi ( penghasil) barang dan jasa.
Yang dimaksud dengan produksi adalah suatu proses yang menrubah kombinasi berbagai input menjadi output sehhingga nilai barang tersebut bertambah.Pengertian produksi bukan hanya terbatas pada proses pembuatan saja, tetapi juga oenyimpanan, distribusi,pengangkutan,pengemasan kembali hingga pemasarannya. Dengan mengacu pada pengertian diatas maka produksi berlaku untuk barang maupun jasa. Input yang digunakan didalam proses produksi diklasifikasikan menjadi dua, yakni :



1
1. Input tetap, yakni input yang tidak dapat diubah jumlahnya dalam waktu tertentu, Input tersebut mungkin pula dapat berubah namun harus dengan biaya yang sangat besar. Misalnya mesin dan gedung.
2. Inputan variable, yakni input yang dapat diubah dengan cepat dalam jangka pendek, misalnya tenaga kerja dan bahan baku.

5.2. Fungsi Produksi dengan 2 Input
Untuk mempermudah pembahasan bisanya fungsi produksi disederhanakan hanya tergantung pada 2 input saja yakni modal (K) dan tenaga kerja (L). Sehingga produksinya adalah sebagai berikut :
Q =F(ЌL)
Q adalah jumlah output yang dihasilkan ,K menunjukan capital /modal sedangkan L adlaah Labout atau tenaga kerja.
Pada variable Ќ yang menunjukan bahwa variabel ini merupakan input tetap. Berkaitan dengan fungsi produksi dimana ada satu input yang bersifat tetap (capital) maka bila input yang bersifat variable ( tenga kerja ) ditambah secara terus menerus maka akan meningkatkan produksi total.
Namun jika input variable ditambah lagi maka produksi total akan meningkat tetapi penambahan yang semakin kecil. Pada kondisi tertentu, total produksi akan akan mencapai maksimum dan setelah itu menurun. Dalam kondisi ini berlaku Hukum Pertambahan Hasil yang semakin berkurang (The Law of Diminishing Return ).

Konsep –konsep produksi
1. Kurva total produksi (TP ) atau TPP (Total Physical Production ) adalah kurva yang menunjukan hubungan produksi total dengan satu input variable sedangkan untuk input input lainnya dianggap tetap.
2. Kurva Produksi rata –rata (AP) adalah kurva yang menunjukan output rata – rata perunit pada berbagai tingkat penggunaan input tersebut. Untuk mengetahui produksi rata-rata ( tenaga kerja ) adalah sebagai berikut :

AP = TP
L
APL = Avarage product for labor atau produksi rata-rata tenaga kerja

TP = Total produksi
L = Labor ( tenaga kerja )
3. Kurva Marginal Produk (MP) mengukur seberapa besar tambahan output yang dihasilkan apabila suatu input variable ertambah satu unit, sedangkan input lainnya adalah tetap.
MP = Δ TP
Δ L







2

Contoh hubungan antara TP,AP,MP,L dan K dapat ditunjukan pada tabel berikut ini :

Jumlah Kapital (K) Jumlah Tenaga Kerja (L) Total Produksi (TP) Produksi Rata-rata (AP) Produksi Marginal (MP)
100 0 0 - -
100 1 40 40 40
100 2 110 55 70
100 3 150 50 40
100 4 180 45 30
Dari tabel diatas maka akan dapat digambarkan fungsi – fungsi produksi sebagai berikut :











3
Biaya
Produsen yang rasional akan selalu berusaha melakukan kegiatan produksi secara efisien. Artinya usaha menghasilkan suatu nilai output yang maksimum denga sejumlah input tertentu atau dengan biaya minimum dengan menghasilkan output tertentu.
Yang dimaksud dengan biaya dalam pengertian ekonomi adalah seluruh beban yang harus ditanggung produsen untuk menyediakan produk baik barang maupun jasa agar siap dikonsumsi oleh konsumen.

Konsep – konsep Biaya
Untuk menganalisa berbagai biaya yang harus dikeluarkan produsen , ada beberapa konsep penting yang harus diperhatikan. Secara grafis dapat ditunjukkan dengan kurva biaya yakni kurva yang menggambarkan hubungan antara biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen dengan tingkat output. Biaya produksi ditunjukan oleh sumbu vertical sedangkan tingkat output pada sumbu horizontal . Konsep – konsep biaya terdiri dari :
- Biaya Tetap Total atau Total Fixed Cost (TFC)
Biaya yang tidak tergantung secara langsung dengan kulaitaas produkyang dilakukan . Misalkan ada pemberhentian produksi untuk sementara waktu, biaya ini harus tetap dikeluarkan . contoh TFC adalah biaya sewa gudang atau sewa pabrik.
- Biaya Vertikal total atau Total Variable cost (TVC)
Biaya yang secara langsung tergantung pada tingkat output sehingga berubah –ubah dengan perubahan kuantitas produk yang dihasilkan. Contoh : Biaya bahan baku< biaya tenaga kerja dan Transportasi.
- Biaya Total atau Total Cost (TC)
Selutuh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi . Merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya Variabel. TC = TFC + TVC
- Biaya tetap Rata-rata atau Average Fixed Cost (AFC)
Biaya tetap yang dibeban kan pada setiap output. AFC = TFC/Q
- Biaya variable rata-rata atau Avarage Variable Coast (AVC)
Biaya – biaya lain diluat AFC yang dibebankan pada setiap output. AVC = TVC /Q
- Biaya Total Rata-rata atau Avarage Total Cost (ATC)
BIaya produksi dari setiap output yang dihasilakan . ATC = TC/Q atau ATC = AFC+AVC
- Biaya Marginal atau Marginal Cost (MC)
Perubahan total coadt yang diakibatkan oleh perubahan output sebesar 1 unit . Kenaikan TC akan sama dengan kenaikan TVC karena setiap tambahan 1 unit output tidak akan menambah atau mengurangi besarnya. Sehingga MC = Δ TC / ΔQ atau MC = ΔTVC/ΔQ

Contoh dari konsep –konsep biaya diatas adalah sebagai berikut :

Q TFC TVC TC AFC AVC ATC MC
0 100 0 100
2 100 20 120 50 10 60 10
5 100 40 140 20 8 28 66,7
10 100 60 160 10 6 16 4
20 100 80 180 5 4 9 2
25 100 100 200 4 4 8 4
27 100 120 220 3,70 4,44 8,15 10

4
TC,AFC,AVC,ATC, dan Mc belum diketahui sebelumnya.
Dari contoh diatas maka akan di dapat digambarkan kurva dari konsep –konsep biaya sebegai berikut
:




5
Soal :

1. Sebutkan ada berapa pendapat mengenai produsen ?
A. 3
B. 7
C. 1
D. 4
E. 10

2. Orang atau pihak yang memproduksi barang dan jasa adalah ?
A. Produsen
B. Pabrik
C. Produksi
D. Pemasaran
E. Toko

3. Apa yang dimaksud dengan produksi ?
A. Proses yang merubah kombinasi berbagai input menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah.
B. Proses yang mengasilkan suatu barang
C. proses yang menghasilkan input.
D. Proses yang menghasilkan output
E. Proses yang membuat suatu barang bertambah.
4. Input yang digunakan didalam proses produksi diklasifikasikan menjadi dua, sebutkan:
A. Input rata-rata dan input variabel.
B. Input tetap dan Input variabel.
C. Input variabel dan ongkost tetap.
D. Ongkos tetap dan ipun tetap
E. Input tetap

5. Apa yang di maksud dengan input tetap ?
A. Input yang tidak dapat di ubah.
B. Input yang dapat diubah
C. Input yang tidak dapat diubah jumlahnya dalam waktu tertentu, Input tersebut mungkin pula dapat berubah namun harus dengan biaya yang sangat besar.
D. Input yang sudah tersedia di dalam suatu proses.
6
E. Input yang tidak dapat diubah jumlahnya dalam waktu tertentu, input tersebut mungkin pula berubah dengan biaya yang sangat minimum.

6. Apa yang di maksud dengan input variabel ?
A. input yang tidak dapat di ubah
B. input yang dapat diubah dengan cepat dalam jangka pendek.
C. Input yang jumlah nya dapat bertambah.
D. Input yang hanya dapat diubah dalam jangka panjang
E. Input yang berubah - ubah

7. Dari rumus dibawah ini manakah rumus perhitungan biaya tetap dan biaya Variabel.
A. TC = TFC + TVC
B. TC = TFC X TVC
C. TC = TFC / TVC
D. TC = TVC + TFC
E. TC = TVC - TFC

8. Sebutkan kurvayang terdapat di dalam Konsep –konsep produksi ?
A. Kurva total produksi (TP ) atau TPP (Total Physical Production ).
B. Kurva Produksi rata –rata (AP).
C. Kurva total produksi dan Kurva produksi rata-rata.
D. Kurva rata-rata.
E. Kurva variabel total


9. Apa yang dimaksud dengan Kurva total produksi (TP ) atau TPP (Total Physical Production )?
A. kurva yang menunjukan hubungan produksi total dengan satu input variable sedangkan untuk input input lainnya dianggap tetap.
B. Kurva yang menunjukan hubungan produksi total dengan dua input variabel sedangkan unttk input – input lainnya dianggap tetap.
C. Kurva yang menunjukan hubungan produksi total dengan satu input variabel sedangkan untuk input-input lainnya dianggap berbeda.
D. Kurva yang menunjukan hubungan produksi total dengan dua input variabel sedangkan inout-input lainnya dianggap berbeda.
E. kurva yang menunjukan hubungan produksi total dengan lebih dari dua input variabel.

10. Kurva Produksi rata –rata (AP)
A. Kurva yang menunjukan input rata- rata perunit.
B. kurva yang menunjukan output rata – rata perunit pada berbagai tingkat penggunaan input tersebut.
C. Kurva yang menunjukan proses produksi rata-rata
D. Kurva yang menunjukan autput put dan input rata – rata pada suatu produksi.
E. Kurva yang menunjukan hasil suatu produksi.




7
Jawaban
1. D
2. A
3. A
4. B
5. C
6. B
7. A
8. C
9. A
10. B




































8
Ongkos dan Penerimaan
Latar belakang

Ongkos produksi merupakan faktor utama dalam menentukan jumlah barang atau jasa yang dijual dipasar. Untuk mengetahui penawaran dan jumlab barang yang ditawarkan harus mengetahui ongkos- ongkos yang dikeluarkan , dimana berakar dari prinsip produksi.
Konsep ongkos produksi yang digunakan dalam analisa ekonomi berbeda dengan konsep ongkos yang biasa di gunakan secara umum. Penggunaan kata”ongkos” biasanya dikaitkan dengan biaya yang harus dipikul oleh suatu perusahaan ( produsen ), tetapi pengertian ini seringkali kabur karena ada pengeluaran yang harus dimasukan sebagai ongkos dan ada pula yang harus di keluarkan dalam komponen ongkos . Konsep ekonomi mengenai ongkos lebih konsisten dan tetap.
Ide dasar tentang konsep ongkos dalam analisa ekonomi berdasar pada prinsip ongkos alternative ( the alternative cost principle ). Dalam keadaan full employment dan jika input – input telah dialokasikan secara efisien diantara barang – barang dan jasa yang di hasilkan,kenaikan produksi dari suatu output harus diikuti oleh penurunan output alternative yang lain atau dengan perkataan lain kenaikan output tertentu harus mengorbankan output yang lainnya.
Para ekonom mendefinisikan ongkos produksi untuk suatu output tertentu sebagai nilai yang harus dikorbankan ( hilang ) dari alternative produksi yang menggunakan input dimana input tersebut digunakan untuk memproduksi output tertentu diatas. Prinsip ini dikenal dengan nama “ alternative cost principle “ atau opportunity cost principle “.

Ongkos Eksplisit dan Ongkos Implisit
Pengeluaran yang dibuat oleh pengusaha ( produsen) biasanya merupakan ongkos eksplisit karena hanya merupakan pembayaran untuk pembelian inpuit- input saja.
Misalnya pembayaran untuk membeli bahan bahan mentah, barang setengah jadi, pembayaran untuk “overhead” berbagai macam serta pengeluaran untuk penyusutan . Ini merupakan biaya yang menurut akuntan dikatergorikan sebagai pengeluaran.
Sedangkan ongkos implisit merupakan ongkos yang dimiliknya, penggunaan input sendiri biasanya bisa dihitung sebagai pengeluaran oleh suatu perusahaan. Misalnya gaji,bagi pemilik perusahaan biasanya tidak dihitung atau tidak dimasukan dalam komponen ongkos. Dan juga termasuk dalam komponen ongkos implisit adalah hasil yang diterima oleh pemiliki perusahaan dari investasi pabrik, peralatan dan inventori ( cadangan) nya.
Pertimbangan atas gaji pemilik perusahaan sebagai ongkos dengan mudah dapat dijelaskan . Menurut prinsip alternative ongkos, ongkos bagi seorang pemilik jasa dalam memproduksi suatu tingkatan output tertentu adalah nilai yang harus dikorbankan atas suatu produk alternative agar dapat memproduksi output yang lain dalam kapasitas yang sama.
Dengan pertimbangan diatas makadapat dikategorikan sebagai bagian dari ongkos perussahaan, sehingga gaji seorang pemilik perusahaan adalah sama dengan nilai pemilik jasa dalam mana dia menggunakan sebaik mungkin. Jadi ongkos ini merupakan ongkos implisit dimana biasanya tidak berupa “pengeluaran “sebagaimana biasanya.





9

Onkos Produksi Jangka Pendek dan Ongkos Produksi jangka Panjang
Dalam membicarakan ongkos produksi dapat di bedakan antara ongkos produksi jangka pendek dan ongkos produksi jangka panjang . Perbedaan ini disebabkan karena perencanaan bukannya berkaitan dengan waktu dalam kaitannya dengan konsep kalender, atau dapat diartikan perbedaan ini berkaitan dengan horizon dimana rencana perusahaan dicanangkan.
Jangka pendek diartikan sebagai jangka waktu perencanaan yang sedemikian pendek (singkat)-nya sehingga produsen tidak mampu untuk mengubah berbagai alternative penggunaan inputnya.sehingga, jika periode perencanaan di perpanjang, ada kemungkinan untuk mengubah penggunaan salah satu inputnya. Semakin diperpanjang periodenya semakin mudah untuk penggunaan salah satu inputnya. Semakin diperpanjang periodenya semakin mudah semakin mudah penggunaan input-inputnya sampai semua dikategorikan berubah. Dalam periode dimana input tidak dapat diubah penggunaannya dan dimana untuk semua input yang tersedia hanya ada satu yang berubah dikatakan priode jangka pendek.
Penafsiran yang biasa digunakan untuk konsep jangka pendek adalah periode perencanaan yang sedemikian pendeknya sehingga produsen tidak mempunyai kesempatan ( waktu ) untuk mengubah jumlah beberapa input seperti tanah, gedung, mesin-mesin berat serta “top manager”. Ini merupakan input tetap jangka pendek bagi suatu perusahaan.Konsep ini dapat diartikan sebagai konsep yang membolehkan perubahan jumlah tenaga kerja,bahan mentah, dan lainnya dikategorikan sebagai input variable perusahaan.
Lama waktu ( kalender ) yang dikategorikan sebagai “jangka pendek “ bagi industry yang satu akan berbeda dengan industry yang lainnya. Untuk beberapa industry “jangka pendek” mungkin sangat pendek sekali. Dan untuk industry yang lain mungkin”jangka pendek “ diartikan beberapa tahun, misalnya untuk menambah kapasitas produksi industry mobil memerlukan waktu ( yang agak lama ).
Jumlah input tetap yang digunakan mencerminkan ukuran pabrik. Ukuran pabrik menetukan batas atas jumlah produksi setiap unit waktu yang mampu di produksi oleh perusahaan. Produsen dapat mengubah ( meningkatkan ) output sampai batas tersebut , tetapi dengan meningkatkan atau mengurangi penggunaan input variable dalam ukuran tetap pabrik ( The Fixed Size Of Plant ). Tentunya ada beberapa batas atas diluar itu output mungkin tidak dapat ditingkatkan.
Untuk membuat definisi “jangka panjang “ tidak sulit, karena ini menunjukan periode perencanaan yang cukup panjang untuk suatu perusahaan sehingga mampu merubah jumlah input yang digunakan setiap unit waktu. Sehingga semua inputnya variable. Produsen dapat mengubah ukuran pabrik sesuai dengan keinginannya kecil kebesar atau sebaliknya.

Kurva ongkos jangka pendek
Pengaplikasian input dalam jangka pendek menjadi input tetap dan variable memudahkan kita untuk mrngklasifikasi ongkos sebagai ongkos tetap dan ongkos variable. Ongkos tetap ( Fixed Cost) merupakan biaya untuk pembelian input tetap.Sedangkan ongkos variable adalah ongkos untuk pembelian input variable. Pebedaan antara ongkos tetap dan ongkos variabelmerupakan dasar pembicaraan ongkos total ( Total Cost,TC), ongkos rata-rata (average cost,AC) dan ongkos marginal ( marginal cost, MC).




10

Kurva Ongkos -Total
Dalam jangka pendek , ongkos total dari suatu perusahaan tergantung pada ukuran perusahaan dan pada tingkat output yang diproduksi. Komponen dari output total adalah ongkos tetap dan ongkos variable total.
Ongkos tetap merupakan ongkos setiap unit waktu untuk pembelian ( penggunaan ) input tetap, termasuk gaji yang harus dibayarkan kepada “top manager”agar tetap ada diperusahaan . Dan juga termasuk biaya untuk memilliki( menyewa) serta memelihara tanah yang digunakan untuk berbagai alternative penggunaan dan lain-lain.Jadi ongkos tetap jangka pendek adalah ongkos alternative untuk pembelian input – input yang tetap. Ini merupakan hutang yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga supaya input- input tidak menghilang dalam jangka panjang. Yang perlu dicatat adalah bahwa ongkos tetap total tergantung ukuran operasi perusahaan –atau ukuran pabrik dan tidak tergantung pada tingkat output yang diproduksikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa ongkos tetap total jangka pendek dari suatu perusahaan meruoaka jumlah tetap untuk semua kemungkinan produksi.
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa besarnya ongkos tetap total tidak tergantung besar kecilnya tingkat output dan digambarkan sejajar (parallel) dengan sumbu output sebesar jumlah ongkos tetap totalnya.
c merupakan ongkos alternative ( alternative cost) yang harus di tanggung oleh perusahaan untuk pembelian input variabelnya. Ongkos variable total bessar – kecilnya tergantuk output yang diproduksikan . Semakin besar output diproduksi semakin besar input variable yang digunakan sehingga semakin besar jugabiaya yang harus dikeluarkan. Misalnya, semakin besar ( banyak ) produksi roti yang ingin dihasilkan semakin banyak gandum, mentega dan lainnya sehingga semakin besar pula ongkos untuk membeli bahan-bahan tersebut.









11
Tabel ongkos total, ongkos tetap dan ongkos variable
Jumlah Output Ongkos tetap total Ongkos variable total Ongkos total
1 100 40 140
2 100 70 170
3 100 85 185
4 100 96 196
5 100 104 204
6 100 110 210
7 100 115 215
8 100 120 220
9 100 126 226
10 100 134 234
11 100 145 245
12 100 160 260
13 100 180 280
14 100 206 306
15 100 239

Kurva ongkos variable total yang bergantung pada bessar kecilnya output yang diproduksi akan bergantung pada “increasing” atau “diminishing returns” terhadap input variable yang ada, semakin besar output semakin besar pula inputnya. Dengan menganggap kasus yang sedrhana yaitu perusahaan ( produsen ) hanya menggunkan satu input variable saja. Misalnya input a, hubungan antara total produksi dan total ongkos variabelnya adalah seperti dalam gambar diatas.



12
Gambar diatas menunjukan “increasing returns”dari penggunaan input a sampa pada a, dan “diminishing returns” untuk jumlah yang lebih besar. Titik belok kurva TTP pada H. Dari kurva total produksi dengan mudah dapat di konversikan kedalam ongkos variable total bagi perusahaan jika harga input a di ketahui. Misalnya harga untuk input a adalah pa, sehingga untuk setiap input a,ongkos variable total nya addalah jumlah input a yang digunakan dikalikan harganya.
Kurva TVC merupakan pencerminan dari kurva TPP, titik belok H pada TVC merupakan “counter part” dari H pada TPP yang juga merupakan titik belok. Kedua kurva ceking ke atas dari titik origin sampai pada titk beloknya masing- masing dan cekung kebawah setelah titik belok terlewati karena “increasing return” untuk input a sampai penggunaan sebanya a4, dan kemudian untuk penggunaan yang lebih besar dari a4. Kalau kita putar diagram sebelah kiri 90◦, dan sumbu output yang ditadinya vertical menjadi horizontal, kurva TVC cekung kebawah sampai titik belok dan cekung ke atas setelah titik itu.
Pada umumnya , produsen menggunakan input variable lebih dari satu, tetapi prinsip kerjanya sama . Dengan suatu ukuran pabrik tertentu dapat di perkirakan kenaikan input variable yang digunakan. Untuk beberapa tingkat output, ukuran tetap pabrilk akan mecapai kapasitas maksimum untuk berproduksi. Sehingga menyebabkan TVC meninggkat.
Penjumlahan ongkos tetap total dengan ongkos variable total untuk berbagai tingkat output merupakan ongkos total bagi suatu perusahaan untuk memproduksi output tersebut. Seperti halnya diatas, kurva TC juga merupakan penjumlahan kurva TFC dan TVC secara vertical.
Kurva TC dan TVC harus mempunyai bentuk yang sama karena setiap kenaikan output perunit waktu meningkatkan ongkos total danongkos variabelnya dalam jumlah sama. Kenaikan output tidak mempengaruhi ongkos tetap total. Kurva TC terletak diatas kurva TVC sebesar kurva TFC pada semua tingkat output ( lihat pada gambar selanjutnya).
Kurva Ongkos Rata-rata
Kurva ongkos setiap unit output atau kurva ongkos rata-rata menunjukan informasi yang sama dengan kurva total ongkos, tetapi dalam bentuk yang berbeda. Kurva ongkos rata-rata adalah terdiri dari kurva ongkos rata-rata tetap ( average fixed cost) , kurva ongkos variable rata-rata (average variable cost), kurva biaya marginal.
Ongkos tetap rata-rata merupakan besarnya ongkos setiap unit output yang dihasilkan dan didapat dengan membagi ongkos tetap total denga output yang dihasilkan.


13
Daftar ongkos perunit ( dalam rupiah )
Jumlah barang X Ongkos tetap rata –rata Ongkos tetap Variabel Ongkos rata-rata Ongkos marginal
1 100 40 140 -
2 50 35 85 30
3 33.33 28 61.66 15
4 25.0 24 49.00 11
5 20.0 20.80 40.80 8
6 16.67 18.33 35.00 6
7 14.29 16.43 30.72 5
8 12.50 15.00 27.50 5
9 11.11 14.00 25.11 6
10 10.00 13.30 23.40 8
11 9.09 13.18 22.27 11
12 8.33 13.33 21.66 15
13 7.69 13.85 21.54 20
14 7.14 14.72 21.86 26
15 6.67 15.93 22.80 23


Secara matematis , fungsi ongkos total dalam jangka pendek adalah sebagai berikut :


14
C = k + f (X)
Dimana
C adalah ongkos total (TC)
k adalah ongkos tetapt total (TFC)
f (X) adalah ongkos variable total (TVC)
X output hasil
Untuk mencari besarnya ATC,AFC dan AVC secara alljabar sebagai berikut :
ATC = k = k + f(X)
X X
AFC = k
X
AVC = f(X)
X
Semakin besar output yang dihasilkan ,semakin kecil ongkos tetap rata-ratanya karena ongkos tetap totalnya konstan untuk berapapun besarnya output , ini berarti bahwa ongkos tetap tersebut harus dibagi ( distribusikan ) untuk setiap unit output yang semakin besar; sehingga setiap unit output menanggung bagian yang semakin kecil. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa kurva AFC berarah negative (menurun) ke kanan sepanjang output yang dihasilkan dan bersifat asymtotis.
Ongkos rata-rata variable (average variable cost,AVC), dihitung dengan cara yang sama pada perhitungan AFC. Pada umumnya, bentuk kurva AVC adalah “u”-“aU shape” bentuk ini dapat ditunjukan kedalam prinsip produksi yang digunakan. Misalnya, sebuah pabrik yang dirancang mampu menampung 100 pekerja,dalam hal ini ukuran pabrik tetap sedangkan tenaga sebagai input variabelnya. Jumlah output yang diproduksi tergantung besar kecilnya tenaga kerja yang digunakan . Jika produsen hanya memperkerjakan seorang tenaga kerja nampaknya sangat kecil sekali. Jika dibandingkan dengan daya tampung pabrik tersebut.Adanya tambahan tenaga kerja akan menyebabkan meningkatnya output yang dihasilkan ini berarti bahwa produksi rata –rata setiap pekerjaan meningkat dengan adanya tambahan tenaga kerja tersebut .

15
Penambahan tenaga kerja diatas, akan membawa kenaikan juga dalam ongkos produksinya. Tetapi ongkos rata –rata pertenaga kerja semakin lama semakin kecil ( menurun). Dan bentuk kurva ongkos variable rata –ratanya mula – mula menurun kemudian meningkat lagi jika semakin banyak output yang dihasilkan karena tenaga kerja juga bertambah.Jadi selama tahap I tenaga kerja akanmenghasilkan output rata-rata yang semakin meningkat dan ongkos variable rata-ratanya menurun. Dan jika tenaga kerja yang digunakan pada tahap II sudah cukup banyak maka akan menurunkan output rata-ratanya dan menaikan ongkos variabelnya . Kurva ongkos variable rata-rata dalam hal ini merupakan pencerminandalam antrian uang baik kurva produksi rata-rata pertenaga kerja. Bentuk kurva AVC ini mempunyai titk minimum dan setelah titik itu, AVC akan meningkat jika output ditambah karena pertambahan output memerlukan tambahan input tenaga kerja yang menyebabkan output pertenaga mencapai titik maksimum yang berarti ongkos rata-ratanya minimum.
Jika perusahaan (produsen) menggunakan input variable lebih dari satu macam , kombinasi penggunaan input harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : (jika ada 3 inout variabel).
MPPa = MPPb = MPPc
Pa Pb Pc
Apabila persayratan diatas tidak dipenuhi , maka akan meningkatkan ongkos produksinya .
Ongkos keluaran perunit output dinamakan ongkos rata-rata ( average cost-AC) yang dapat dituka ( dihitung) dengan 2 (dua) cara . jika ongkos total pada setiap output dalam tabel 8.1 diagi dengan output yang bersangkutan akan menunjukan ongkos rata-ratanya ( tabel 8-2). Cara yang kedua adalah dengan menjumlahkan ongkos tetap rata- rata dan ongkos variabel rata – rata pada tabel 8-2, kita dapatkan ongkos rata-ratanya . Secara grafis kurva AC merupakan penjumlahan vertical dari kurva AFC dan AVC.
Kurva ongkos rata-rata (AC ) juga berbentuk “U” dan bentuk ini tergantung efisiensi penggunaan input tetap dan input varibelnya.
Ongkos maeginal merupakan perubahan ongkos total yang diakibatkan oleh perubahan output 1 (satu ) unit. Dan sering juga didefinisikan sebagai perubahan ongkos variabel total.




16

Gambar 8-3
Yang diakibatkan oleh pertambahan 1 (satu ) unit output karena perubahan output merubah ongkos variabel dan ongkos total dalam jumlah yang sama, ongkos marginal juga berbentuk “U” dan bentuk ini karena bentuk kurva TC.
Hubungan antara MC dengan ongkos total (TC) ditunjukan dalam gambar berikut :

Gambar 8-4a Gambar 8-4b



17
Untuk memproduksi output sebesar X, ongkos totalnya adalah OT. Dan jika ada pertambahan output misalnya dari OX menjadi OX1, ongkos totalnya juga meningkat menjadi OT1. Tambahan ongkos untuk sebesar OX1 adalah OT1 – OT yang disebut ongkos marginal. Nilai ongkos marginal dari setiap output dapat dihitung dengan cara tersebut dan digambarkan kurvanya seperti pada gambar 8-4b. Untuk setiap output ongkos marginalnya adalah jarak dari garis horizontal ( base line ) sampai kurva ongkos marginal tersebut. Jadi pada output sebesar X1, ongkos marginalnya adalah OM. Bentuk kurva MC disebabkan karena setiap kenaikan output perunit waktu akan meningkatkan ongkos totalnya lebih besar jika dibandingkan sebelumnya.
Hubungan antara MC dengan AC dan AVC ditunjukan dalam gambar 8-5.
Kurva MC mempunyai hubungan yang unik dengan kurva AC yang didapat dari TC. Pada saat AC menurun selagi output ditambah, MC Dan pada waktu AC menaik jika kenaikan output, MC>AC artinya MC ada diatas AC. Pada saat AC mencapai minimum , MC=AC.
Secara matematis, hubungan tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

C = k + f(X)…………………………………………………………………..(1)
C = C = k + f(X)
X X X
MC = dC =f1(X)
Dx








18


Gambar 8-5
Selanjut nya jika AC menurun maka

Dengan cara yang sama AC menaik bila

19

Dan AC konstan jika :

Kesimpulan yang bisa dibuat adalah bahwa MC memotong AC maupun AVC pada titik minimum masing – masing . adanya kenaikan ongkos tiap menggeser kurva ongkos variabel rata-rata keatas kanan dan selanjutnya MC tetap memotong pada titik minimum AVC tersebut. Dan MC tidak berubah dengan adanya kenaikan ongkos tetap tersebut karena MC tidak dipengaruhi oleh besarnya ongkos tetap.
Output yang dihasilkan pada ongkos rata-rata minimum jangka pendek merupakan output yang dihasilkan secara sefisien sekali. Di sini nilai input setiap unit output yang paling kecil. Dan yang perlu di ingat bahwa output yang dihasilkan secara efisien untuk ukuran suatu pabrik tertentu tidak selalu merupakan output yang menghasilkan keuntungan yang terbesar.
Kurva Ongkos Jangka Panjang
Pada periode peremcanaan jangka panjang berapa pun besarnya (ukuran ) panrik sangat dimungkinkan bagi suatu perusahaan. Semua input variabel. Produsen dapat menambah jumlah input yang digunakan setiap waktu dalam artian dapat mengubah jumlah tanah yang digunakan,gedung, mesin-mesin, manajemen dan semua input yang lainnya. Tidak aka nada ongkos tetap.
Ongkos total jangka panjang bentuknya diharapkan serupa dengan kurva ongkos total jangka pendek. Bentuk ini dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar 8-6.



20
Dimulai dengan posisi awal dari titik origin, ini berarti bahwa belum ada produksi yang dihasilkan karena belum ada input yang digunakan.Kemudian bergerak keatas kanan akan mencerminkankurva ongkos variabel total. Kurva ongkos total jangka panjang ( long run total cost) sebagaimana dalam gambar mencerminkan mula-mula ongkos rata- rata jangka panjang menurun kemudian meningkat jika produksi ditambah terus. Kurva ongkos total jangka panjang (gambar 8-6) didapat berdasarkan peta isoquant –isocost sebagaiman terlihat pada gambar 8-7.

Gambar 8-6









21

Gambar 8-7
Fungsi produksi ditunjukkan dengan peta isoquant yang akan menghasilkan kurva ongkos total jangka panjang. Jarak isoquant yang satu dengan yang lainnya menunjukan “economies of scale” yang diakibatkan oleh adanya perluasan ukuran kapasitas pabrik.
Dengan perkataan lain, jarak isoquant tersebut menunjukan kenaikan efisiensi dan penurunan efisiensi atas penggunaan input nya atas penggunaan inputnya jika ada perluasan kapasitas produksi. Gerakan sepanjang jalur perluasan ( expansion path) merupakan kenaikan output perusahaan yang diperluakan untuk penurunan pertambahan ongkos total sampai titik H dicapai. Setelah titik H tersebut pertambahan kenaikan ongkos di harapkan dapat menyamakan kenaikan pertambahan output.
Ongkos rata-rata jangka panjang didapat dari kurva ongkos total jangka panjang yaitu dengan membagi ongkos total tersebut untuk setiap output yang dihasilkan sehingga di dapat kurva LAC.



22
Pembentukan LAC juga dapat dihasilkan dengan menganggap bahwa jangka panjang merupakan kumpulan (set) dari berbagai alternative situasi jangka pendek dimana perusahaan beroperasi. Pada setiap waktu dapat dipilih dan digunakan jangka pendek yang mana akan dipertimbangkan untuk melakukan produksi yang diinginkan.Dalam sudut pandang perencanaan jangka panjang , produsen mempunyai alternative untuk merubah rencana jangka pendeknya. Jangka panjang mungkin dapat diibaratkan sebagai rangkaian dari gambar film, artinya kalau kita hanya melihat pada satu bagian film ( a single picture ) kita dihadapkan pada konsep jangka pendek. Misalnya ada 3 (tiga ) kemungkinan teknis untuk membangun pabrik dengan 3( tiga ) kapasitas, yang ditunjukan dengan SAC1,SAC2,dan SAC3.

Gambar 8-8
Setiap kurva SAC menunjukan kurva ongkos rata-rata jangka pendek untuk setiap ukuran / kapasitas pabrik tertentu. Dalam jangka panjang perusahaan dapat memilih salah satu di antara ketiga alternatif tersebut atau dapat berpindah dari yang satu ke yang lain.
Pertanyaan yang timbul sekarang adalah mana yang akan di pilih? Ini tergantung dan berubah pada perubahan output yang diproduksikan setiap unit waktu . Berapa pun output yang diinginkan , produsen akan memproduksi pada ongkos rata-rata serendah mungkin ( minimum). Ini berarti bahwa untuk memproduksi output sebesar X akan digunakan/dipilih kemungkinan teknis produksi SAC1 karena besarnya ongkos hanya XA. Sedangkan kalau SAC2 beban ongkosnya lebih tinggi yaitu XB. Untuk memproduksi output yang lebih besar lagi misalnya X1, maka bisa memilih SAC1 atau SAC2 karena beban ongkisnya sama yaitu X1C. Apabila produsen ingin menambah produksinya lagi misalnya sebesar X2 maka alternatifnya
23
hanya menggunakan SAC2 karena beban ongkosnya hanya X2E dibandingkan kalau menggunakan SAC1 beban ongkosnya lebih tinggi X2D. Jadi prinsip pemilihan ongkis rata-rata yang serendah mungkin berlaku untuk terus untuk perluasan produksinya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam jangka panjang produsen mempunyai kesempatan yang tidak terbatas untuk memperluas pabrik karena untuk setiap ukuran pabrik akan di ikuti oleh besar kecilnya ongkos rata-rata untuk berproduksi sesuai dengan skala produksinya ( gambar 8-9). Setiap titik kurva ongkos rata-rata jangka panjang LAC menunjukan bahwa produsen menggunakan kombinasi yang memenuhi persyaratan ongkos kirim minimum( least cost combination resources).
Karena kurva LAC dibentuk dari berbagai bagian kecil (small segment) kurva SAC maka dapat dikatakan bahwa kurva ongkos rata-rata jangka panjang (LAC) merupakan kurva amplo ( envelope curve) dar berbagai SAC.

Gambar 8-9
Ada posisi pada kurva amplop yang dikatakan menghasilkan output optimal (X*) yaitu jika minimum SAC sama dengan minimum LACnya.




24
Kurva ongkos rata-rata jangka panjang biasanya juga terbentuk “U”. Ini berarti bahwa pada suatu periode tertentu. Produsen dapat berproduksi dengan sangat efisien artinya dapat menekan ongkos produksi rata-ratanya . Dengan perkataan lain LAC menurun pada waktu produsen menambah produksinya. Tetapi dalam perluasan produksi ini ada batasnya, dalam arti bahwa kalau output di tambah terus , Lac yang menurun akan mencapai titk minimumnya. Pada saat LAC minimum tersebut akan menghasilkan output optimal jika SAC juga minimum. Setelah output optimal ini,produsen akan menghadapi LAC yang menaik.
Fakto- faktor yang mempengaruhi kurva LAC menurun pada waktu mengadakan perluasan produksi disebut “ economic of scale”. Ada 2 faktor penting yang dikategorikan sebagai faktor yang dapat menentukan LAC tersebut yaitu :
(1). Kemungkinan dapat ditingkatkan specialisasi dan pembagian kerja khususnya tenaga kerja.
(2). Kemungkina dapat ditingkatkannya penggunaan produksi yang modern, misalnya penggunaan komputer dan lainnya.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi LAC menaik disebut “dis economies of scale” yang biasanya dikaitkan dengan masalah manajemen yang menyangkut masalah perencanaan,organisasi, staff, pengaturan dan pengawasan. Biasanya perluasan produksi yang terus menerus akan menyebabkan timbulnya masalah dalam manajemen yang menjurus pada pemborosan penggunaan input-input yang akhir nya akan menigkatkan ongkos produksinya.
Penerimaan ( revenue )
Penerimaan atau revenue adalah semua penerimaan produsen dari hasil penjualan barang atau outputnya. Macam-macam revenue terdiri dari sebagai berikut :
1. Teori revenu (TR) adalah total dari hasil penjualan output.
TR = P.Q dimana : P= price /harga
Q= quantity/ jumlah= barang
2. Average revenue (AR) adalah penerimaan perunit dari penjualan.
AR = TR = P.Q = P jadi AR=P
Q Q
3. Minimal revenue (mr) adalah kenaikan atau penurunan penerimaan sebagi beriku dari penambahan atau pengurangan satu unit ourptu.
MR = ΔTR
QR
25
Bentuk-bentuk kurva TR,MR,AR , tergantung dari jenis pasarnya sebagai berikut :
1. Pasar persaingan sempurna
Dalam pasar ini harga ditentukan oleh pasar.
Tabel TR,AR,MR di pasar persaingan sempurna
Q P = AR TR MR
0 200 - 200
1 200 200 200
2 200 400 200
3 200 600 200
4 200 800 200
5 200 1000 200
6 200 1200


TR,AR,MR di pasar persaingan sempurna

2.Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Dalam pasar ini perusahaan dapat mempengaruhi harga, bahkan menentukannya.
TR,AR,MR di pasar pesaingan tidak sempurna
26
Q AR = P TR MR
0 70 0 60
1 60 60 40
2 50 100 20
3 40 120 0
4 30 120 -20
5 20 100


Gambar 11
TR,AR,MR di pasar persaingan tidak sempurna
Sifat-sifat konsep revenue sebagai berikut :
a. Total revenue naik pada saat Eh dari kurva permintaan (AR) lebih dari 1 yang berarti penurunan harga 1 %, berakibat kenaikan permintaan lebih dari 1%.
b. Total revenue maksimal pada Eh=1
c. Total revenue turun pada saat Eh<1 yang berarti penurunan harga 1% berakibat kenaikan permintaan kurang dari 1%.
Keuntungan Maksimum
Dalam menentukan keuntungan maksimum ada 2 carasebagai berikut :
27
1. Keuntungan maksimum dicari dengan jalan mencari selisih antara keuntungan maksimum dengan ongkos minimum.
2. Keuntungan maksimum terjadi pada saar MR = MC.
Tabel 7
Mencari keuntungan maksimum dengan pendekatan total
Q p TR TC Laba Maksimum
0 30 0 50 -50
10 30 300 400 -100
20 30 600 600 0
30 30 900 825 75
40 30 1200 1100 100
50 30 1500 1300 200
60 30 1800 1500 300
70 30 2100 2000 100
80 30 2400 2500 -100















28
Soal :
1. Faktor utama dalam menentukan jumlah barang atau jasa yang dijual dipasar adalah ?
A. Ongkos produksi
B. Konsumen
C. Produsen
D. Produksi
E. Biaya
2. Apa yang di maksud dengan Ongkos tetap total :
A. Biaya untuk pembelian input tetap.
B. Ongkos alternative yang harus di tanggung oleh perusahaan untuk pembelian input variabelnya
C. Ongkos setiap unit waktu untuk pembelian ( penggunaan ) input tetap, termasuk gaji yang harus dibayarkan kepada “top manager”agar tetap ada diperusahaan .
D. Ongkos setiap unit output yang dihasilkan dengan membagi ongkos tetap total.
E. Semua benar
3. Apa yang di maksud dengan ongkos tetap rata-rata ?
A. Ongkos setiap unit output yang dihasilkan dengan membagi ongkos tetap total.
B. Ongkos setiap unit waktu untuk pembelian ( penggunaan ) input tetap, termasuk gaji yang harus dibayarkan kepada “top manager”agar tetap ada diperusahaan .
C. Biaya untuk pembelian input tetap.
D. Ongkos alternative yang harus di tanggung oleh perusahaan untuk pembelian input variabelnya
E. merupakan besarnya ongkos setiap unit output yang dihasilkan dan didapat dengan membagi ongkos tetap total denga output yang dihasilkan.



29
4. Apa yang di maksud dengan penerimaan ?
A. Hasil dari proses pasar
B. Hasil dari proses penjualan
C. Penerimaan hasil penjualan produksi
D. Semua penerimaan produsen dari hasil penjualan barang atau outputnya.
E. Semua penerimaan produsen dari hasil pemberian barang atau outputnya.
5. tentukan sifat revenue di bawah ini yg paling tepat..
A. Total revenue maksimal pada Eh=1
B. Total revenue minimal pada Eh=1
C. Total revenue maksimal pada Eh>1
D. Total revenue maksimal pada Eh<1
E. Total revenue minimal pada Eh<1
6. Jenis pasar terbagi menjadi 2 yaitu,.?
A. pasar sempurna dan pasar tidak sempurna
B. Pasar tetap dan pasar sempurna
C. Pasar tidak sempurna dan pasar lokal
D. Pasar tidak sempurna dan pasar tetap
E. semua salah
7. Apa yang di maksud dengan Minimal revenue (mr) ?
A. Kenaikan atau penurunan penerimaan sebagi beriku dari penambahan atau pengurangan satu unit output.
B. Kenaikan atau penurunan penerimaan sebagi beriku dari penambahan atau pengurangan satu unit input
C. Kenaikan atau penurunan penerimaan sebagi beriku dari penambahan atau pengurangan satu unit produksi

30
D. Kenaikan atau penurunan permintaan sebagi beriku dari penambahan atau pengurangan satu unit produksi
E. C dan D salah
8. Sebutkan 2 faktor penting yang dikategorikan sebagai faktor yang dapat menentukan LAC yaitu :
A. permintaan dan penawaran
B. Biaya dan modal
C. Kemungkinan dapat ditingkatkan specialisasi dan pembagian kerja khususnya tenaga kerja.
Kemungkina dapat ditingkatkannya penggunaan produksi yang modern, misalnya penggunaan komputer dan lainnya.
D. Kemungkinan Pasar dan Modal
E. A dan D salah
9. Apa yang dimaksud Average revenue (AR) adalah penerimaan perunit dari penjualan.
A. Permintaan perunit dari penjualan
B. Penawaran perunit dan penjualan
C. Penjualan perunit dan permintaan
D. Permohonan permintaan perunit
E. Penerimaan perunit dari penjualan.
10. Apa yang dimaksud dengan Teori revenu (TR) ?
A. Total hasil dari penerimaan input
B. Total dari hasil penjualan output.
C. Total dari hasil produksi
D. Total dari hasil permintaan produksi
E. Total dari hasil penjualan produksi


31
Jawaban
1. A
2. C
3. E
4. D
5. A
6. A
7. A
8. C
9. E
10. B














32
Struktur Pasar
1. Pengertian Pasar pada Umumnya
Pasar secara sederhana merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual – beli barang jasa . Adapun pasar menurut kajian ilmu ekonomi memiliki pengertian :
Pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan ( pembeli ) dan penawaran ( penjual ) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat menetapkan harga kesseimbangan ( harga pasar ) dan jumlah yang di perdagangkan. Jadi setiap proses yang mempertemukan antara pembeli dan penjual, maka akan membentuk harga yang disepakati antara pembeli dan penjual.
2. Struktur Pasar
Struktur pasar memiliki pengertian penggolongan penggolongan produsen kepada beberapa bentuk pasar berdasarkan cirri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan, banyaknya perusahaan dalam industry,mudah tidaknya keluar atau masuk kedalam industry dan peranan iklan dalam kegiatan industry.
Pada analisa ekonomi dibedakan menjadi pasar oersaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna ( yang meliputi monopolo,oligopoly,monopolistic dan monopsoni ).

3. Pasar Persaingan Sempurna
Pengertian pasar persaingan sempurna adalah suatu bentuk interaksi permintaan dengan penawaran dimana jumlah pembeli dan penjual sedemikian rupa banyaknya tidak terbatas.
Ciri- ciri pokok dari persaingan sempurna adalah :
a. Jumlah perusahaan dalam pasar sangat banyak.
b. Produk / barang yang diperdagangkan serba sama ( homogen).
c. Konsumen memahami sepenuhnya keadaan pasar.
d. Tidak hambatan untuk keluar / masuk bagi setiap penjual.
e. Pemerintah tidak campur tangan dalam proses pembentukan harga.
f. Penjual atau produsen hanya berperan sebagai price taker ( pengambil harga ).

4. Pasar Persaingan tidak Sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna akan dibagi pembahasannya kedalam bahasan pasar monopoli, pasar oligopoly, pasar monopolistic.

a. Pasar Monopoli
Arti pasar monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintan dan penawaran dimana hanya ada satu penjual / produsen yang berhadapan dengan banyak pembeli atau konsumen.
Ciri – ciri pasar monopoli adalah :
1). Hanya ada satu produsen yang menguasai penawaran.
2). Tidak ada barang substitusi/ pengganti yang mirip ( close substitute).
3). Produsen memilik kekuatan menentukan harga ; dan
4). Tidak ada pengusaha lain yang memasuki pasar ersebut karena adanya hambatan berupa keunggulan perusahaan.



33
Ada beberapa penyebab terjadinya pasar monopoli:
1). Ditetapkannya undang – undang ( monopoli undang – undang ). Atas pertimbangan pemerintah, maka pemerintah dapat memberikan hak pada suatu perusahaan.
2). Hasil pembinaan mutu dan spesifikasi yang tidak dimilki oleh perrusahaan lain, sehingga lama kelamaan timbul kepercayaan masyrakat untuk selalu menggunakan produk tersebut.
3). Hasil cipta atau karya seseorang yang diberikan kepada suatu perusahaan untuk diproduksi, yang kita kenal dengan istilah hak paten atau hak cipta.
4). Sumber daya alam. Perbedaan sumber daya alam menyebabkan suatu produk hanya dikuasi oleh satu daerah tertentu seperti timah di pulau Bangka.
5). Modal yang besar, berarti mendukung suatu perusahaan untuk lebih mengembangkan dan penguasaan terhadap suatu bidang usaha.
Penjunjual monopoli belum tentu mendapatkan keuntungan yang besar, karena mungking saja struktur biaya produksinya berada diatas harga pasar yang terbentuk. Seperti kita ketahui pada pasar ini , Penjual monopoli memiliki kemampuan untuk menentukan danuntuk merubah harga. Namun demikian tetap saja memiliki keterbatasan dalam penetapan harga. Karena kalau terlalu mahal maka orang akan mencari alternative barang lain.

b. Pasar Oligopoli
Arti dari pasar oligopolo adalah suatubentuk interaksi permintaan dan penawaran, dimana terdapat beberapa penjual / produsen yang menguasai seluruh permintaan pasar.
Ciri – ciri dari pasar oligopoli adalah :
1). Terdapat bebrapa penjual / produsen yang menguasai pasar.
2). Barang yang diperjual –belikan dapat homogeny dan dapat pula berbeda corak ( differentiated product ).
3). Terdapat hambatan masuk yang cukup kuat bagi perusahaan dilura pasar untuk masuk ke dalam pasar.
4). Satu diantaranya para oligopolies merupakan price leader yaitu penjual yang memiliki pangsa pasar yang terbesar. Penjual ini memiliki kekuatan yang besar untuk menetapkan harga dan para penjual lainnya harus mengikuti harga tersebut.

c. Monopolistik
Artinya dari pasar monopolistic adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dengan penawaran dimana terdapat sejumlah besar penjual yang menawarkan barang yang sama. Pasar monipolistik merupakan pasar yang memiliki sifat monopoli pada spesifikasi barangnya. Sedangkan unsur persaingan ada banyak penjual yang menjual produk sejenis.

Ciri-ciri pasar monopolistic adalah :

1) Terdapat banyak penjual/produsen yang berkecimpung di pasar.
2) Barang yang diperjual-belikan merupakan differentiated product.
3) Para penjual memiliki kekuatan monopoli atas barang produknya sendiri.
4) Untuk memenangkan persaingan setiap penjual aktif melakukan promosi/iklan.
5) Keluar masuk pasar barang/produk relatif lebih mudah.






34
Soal

1. Apa yang di maksud dengan pasar ?
A. Suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan ( pembeli ) dan penawaran ( penjual ) dari suatu barang/jasa tertentu.
B. Tempat terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli
C. Tempat berkumpulnya penjual dan pembeli
D. Tempat berkumpulnya modal
E. Semua benar

2. Apa yang di maksud dengan struktur pasar ?
A. Penggolongan penggolongan pembeli kepada beberapa bentuk pasar berdasarkan ciri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan.
B. Penggolongan penggolongan modal kepada beberapa bentuk pasar berdasarkan ciri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan.
C. Penggolongan penggolongan penjual kepada beberapa bentuk pasar berdasarkan ciri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan.
D. Penggolongan penggolongan produsen kepada beberapa bentuk pasar berdasarkan ciri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan.
E. Semua salah

3. Pengertian pasar persaingan sempurna
A. Suatu bentuk interaksi antara permintan dan penawaran dimana hanya ada satu penjual / produsen yang berhadapan dengan banyak pembeli atau konsumen.
B. Suatu bentuk interaksi permintaan dengan penawaran dimana jumlah pembeli dan penjual sedemikian rupa banyaknya tidak terbatas.
C. Suatu bentuk interaksi permintaan dan penawaran, dimana terdapat beberapa penjual / produsen yang menguasai seluruh permintaan pasar.

D. Suatu bentuk interaksi antara permintaan dengan penawaran dimana terdapat sejumlah besar penjual yang menawarkan barang yang sama.
E. Semua benar

4. Apa yang di maksud dengan Pasar Monopoli ?
A. Suatu bentuk interaksi antara permintaan dengan penawaran dimana terdapat sejumlah besar penjual yang menawarkan barang yang sama
B. Suatu bentuk interaksi permintaan dan penawaran, dimana terdapat beberapa penjual / produsen yang menguasai seluruh permintaan pasar.
C. Suatu bentuk interaksi permintaan dengan penawaran dimana jumlah pembeli dan penjual sedemikian rupa banyaknya tidak terbatas.
D. Suatu bentuk interaksi antara permintan dan penawaran dimana hanya ada satu penjual / produsen yang berhadapan dengan banyak pembeli atau konsumen.
E. Semua salah




35
5. Apa yang dimaksud dengan pasar oligopoly ?
A. Suatu bentuk interaksi permintaan dan penawaran, dimana terdapat beberapa penjual / produsen yang menguasai seluruh permintaan pasar.
B. Suatu bentuk interaksi antara permintan dan penawaran dimana hanya ada satu penjual / produsen yang berhadapan dengan banyak pembeli atau konsumen.
C. Suatu bentuk interaksi antara permintaan dengan penawaran dimana terdapat sejumlah besar penjual yang menawarkan barang yang sama
D. Semua benar
E. Suatu bentuk interaksi antara permintan dan penawaran dimana hanya ada satu penjual / produsen yang berhadapan dengan banyak pembeli atau konsumen.

6. Apa yang dimaksud dengan pasar Monopolistik ?
A. Bentuk pasar yang dilihat dari segi permintaan atau pembelinya
B. Suatu pasar di mana penawaran suatu jenis barang dikuasai oleh dua perusahaan
C. Suatu bentuk interaksi permintaan dan penawaran, dimana terdapat beberapa penjual / produsen yang menguasai seluruh permintaan.
D. Suatu bentuk interaksi antara permintaan dengan penawaran dimana terdapat sejumlah besar penjual yang menawarkan barang yang sama.
E. Semua salah

7. Sebutkan Ada beberapa penyebab terjadinya pasar monopoli ?
A. 5
B. 8
C. 3
D. 2
E. 4

8. Ciri-ciri pasar monopolistic dibawah ini yang benar adalah :
A. Terdapat banyak penjual/produsen yang berkecimpung di pasar.
B. Hanya ada satu produsen yang menguasai pasar
C. tidak ada barang substitusi/pengganti yang mirip (close substitute)
D. Terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai pasar.
E. A dan B salah

9. Ciri – ciri dari pasar oligopoli dibawah ini yang benar adalah :
A. Terdapat banyak penjual/produsen yang berkecimpung di pasar.
B. Hanya ada satu produsen yang menguasai pasar
C. Barang yang diperjual –belikan dapat homogeny dan dapat pula berbeda corak ( differentiated product ).
D. Keluar masuk pasar barang/produk relatif lebih mudah.
E. A dan C salah






36
10. Ciri – ciri pasar monopoli yang benar di bawah ini adalah :
A. Hanya ada satu produsen yang menguasai penawaran.
B. Barang yang diperjual –belikan dapat homogeny dan dapat pula berbeda corak ( differentiated product ).
C. Keluar masuk pasar barang/produk relatif lebih mudah.
D. A dan C salah
E. Terdapat banyak penjual/produsen yang berkecimpung di pasar.








































37
Jawaban
1. A
2. D
3. B
4. D
5. A
6. D
7. A
8. A
9. C
10. A





































38
Kesimpulan

● Jika konsumen di definisikan sebagai orang atau pihak yang mengkonsumsi ( pengguna ) barang atau jasa maka produsen adalah orang atau pihak yang memproduksi ( penghasil) barang dan jasa.
● Yang dimaksud dengan biaya dalam pengertian ekonomi adalah seluruh beban yang harus ditanggung produsen untuk menyediakan produk baik barang maupun jasa agar siap dikonsumsi oleh konsumen.

● Ongkos produksi merupakan faktor utama dalam menentukan jumlah barang atau jasa yang dijual dipasar. Untuk mengetahui penawaran dan jumlab barang yang ditawarkan harus mengetahui ongkos- ongkos yang dikeluarkan , dimana berakar dari prinsip produksi.

● Pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan ( pembeli ) dan penawaran ( penjual ) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat menetapkan harga kesseimbangan ( harga pasar ) dan jumlah yang di perdagangkan. Jadi setiap proses yang mempertemukan antara pembeli dan penjual, maka akan membentuk harga yang disepakati antara pembeli dan penjual

● Struktur pasar memiliki pengertian penggolongan penggolongan produsen kepada beberapa bentuk pasar berdasarkan cirri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan, banyaknya perusahaan dalam industry,mudah tidaknya keluar atau masuk kedalam industry dan peranan iklan dalam kegiatan industry



















39
Daftar pustaka

Alam Situmorang, Drs., Petunjuk Belajar Ekonomi, Jakarta: Palado Asima Agung,
1997.
Deddy Yusuf Arhafi, Drs., dkk., Panduan Menguasai Ekonomi 1 untuk SMU/SMA
Kelas I, Bandung: Ganeca Exact, 2000.
Richard G. Lipsey, dkk., Pengantar Ekonomi Jilid 1, Edisi delapan, Jakarta: Erlangga,
1987.
Richard G. Lipsey, dkk., Pengantar Ekonomi Jilid 2 Edisi delapan, Jakarta: Erlangga,
1987.
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, FEUI, Jakarta: Bina Grafika, 1985.
Syamsudin, Drs., Bahan Acuan Kegiatan Belajar Mengajar Ekonomi untuk SMU
Kelas 1, PT. Rakaditu, 1995.


































iii